RADAR JOGJA – Mekanisme pemulangan jenazah pasien suspect Corona lanjut usia di RSUP Sardjito tetap menerapkan proteksi tinggi. Pertimbangannya adalah belum terbitnya hasil uji laboratorium Litbangkes sebelum pasien meninggal dunia. Tercatat pasien tersebut meninggal dunia Kamis siang (5/3) tepatnya 11.30. Sementara hasil uji laboratorium terbit sore harinya. 

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan paru RSUP Sardjito Ika Trisnawati memastikan proses tersebut standar baku WHO. Perlakuan tersebut berlaku kepada seluruh pasien dengan Covid-19. Hanya dalam kasus ini sebagai wujud preventif dari tim medis.

“Kami menerapkan protokol tertinggi untuk pemulangan jenazah ke Bengkulu. Jenazah kami lapisi dengan plastik sesuai protokol bakunya. Karena saat itu masih dalam status pengawasan apalagi hasil litbangkes belum turun,” jelasnya ditemui di Gedung Bulat RSUP Sardjito, Jumat (6/3).

Pemulangan jenazah menggunakan jalur udara. Penerapan prosedur berlaku sebelum jenazah keluar dari RSUP Sardjito. Kondisi ini tetap berlangsung hingga jenazah tiba di Bengkulu, Jumat siang (6/3).

Protokol tertinggi ini untuk menjamin tidak adanya penularan. Dalam kondisi positif, tahapan ini untuk mencegah penyebaran Covid-19. Terlebih kondisi jenazah masih mengeluarkan beragam cairan tubuh.  

Analisis medis menyebutkan, cairan tersebut berpotensi menginfeksi.

Walau begitu Ika memastikan bahwa pasien tersebut negatif corona. Hasil uji laboratorium Litbangkes menunjukan negatif Mers-Cov maupun Covid-19. Hasil pemeriksaan medis, pasien meninggal dunia akibat serangan jantung.

“Kategori infeksi tinggi sehingga kewaspadaan juga tinggi. Itu sebelum kami tahu hasil litbangkes. Begitu hasil keluar langsung kami beritahu keluarganya. Agar proses pemakaman disana disesuaikan karena hasilnya negatif Mers-Cov maupun Covid-19. ,” ujarnya.

Saat ini tersisa satu pasien rawat isolasi di RSUP Sardjito. Pasien ini berstatus warga negara asing (WNA) dari Jepang. Pasien ini masuk ruang isolasi Selasa (3/3). Indikasi awal berupa demam disertai dengan infeksi paru-paru ringan.

“Saat ini kondisi fisiknya sudah stabil, tidak ada demam. Awalnya sempat labil psikisnya, apalagi seorang diri di negara orang. Sekarang sudah jauh lebih tenang. Untuk komunikasi kami pakai google translate karena bahasa Inggrisnya tidak lancar,” katanya.

Kasubag Hukum dan Humas RSUP Sardjito Banu Hermawan menuturkan jenasah keluar dari RSUP Sardjito pukul 04.30, Jumat (6/3). Selanjutnya melanjutkan penerbangan menuju Bengkulu pukul 08.00. Kondisi jenasah tetap terpacking plastik hingga daerah tujuan.

“Saya memantau sampai di bandara tadi pagi. Sudah kami jelaskan pula ke pihak bandara bahwa negatif Covid-19 agar tidak muncul kepanikan. Untuk keluarga sudah diberitahu kemarin untuk kondisinya,” jelasnya. (dwi/tif)