RADAR JOGJA – Sektor pariwisata di Jogjakarta terdampak dengan adanya wabah virus Korona. Sejumlah rute penerbangan langsung atau direct flight dari luar negeri menuju Jogjakarta mengalami penutupan. Ini berimbas pada jumlah kunjungan wisatawan mencanegara (wisman) di Jogjakarta.
Sekretaris Provpinsi DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengakui adanya penurunan jumlah kunjungan wisman tersebut. Hal ini berdampak pada bidang pariwisata, yang menjadi sektor unggulan di DIJ.
”Bisa juga karena sikap pribadi, mereka (wisatawan) memilih menunda atau membatalkan kunjungan. Ini memberi pengaruh perekonomian Jogjakarta karena di Jogjakarta mengandalkan pariwisata,” tandas Aji, Jumat (6/3).
Dia menjelaskan, adanya penurunan jumlah wisman di Bali juga berdampak pada kedatangan wisman di DIJ. Turis asing yang datang melalui Bali juga membawa pengaruh ke Jogjakarta. ”Turis kadang datang ke Bali, juga sempatkan datang ke Jogja. Kalau sana (Bali) berkurang banyak, di sini juga berkurang banyak,” tuturnya.
Pemprov DIJ mengambil langkah antisipasi. Pemprov berupaya mengoptimalkan kunjungan wisatawan domestik. Kedatangan turis lokal diharapkan mampu menggantikan jumlah kunjungan wisman yang hilang. ”Pengurangan memang ada tapi kita antisipasi dengan wisatawan nusantara,” ucapnya.
Menurutnya, tingkat hunian hotel dan restoran masih tertutup dengan kunjungan turis dalam negeri. Optimalisasi dilakukan dengan pemberian insentif dalam wujud potongan harga pada tiket pesawat dan hotel hingga akhir Maret. ”Agar wisatawan bisa mendapat harga terbaik,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIJ Singgih Raharjo mengatakan, pihaknya bertelad menghidupkan iklim wisata dalam negeri. Dispar akan menerapkan konsep liburan staycation dan kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, dan exhibition) sembari memanfaatkan kebijakan insentif dari pusat maupun daerah. “Kita lakukan berwisata dalam negeri, tidak ke luar negeri,” ujar Singgih
Menurutnya, jumlah kunjungan wisman di DIJ memang tergolong kecil. Yakni, sepanjang 2019 tercatat 433 ribu wisman. Sedangkan jumlah wisatawan lokal sekitar 6,5 juta orang. Sebab, DIJ bukan menjadi pintu utama masuknya wisman.
DIJ juga hanya memiliki dua direct flight yakni dari Malaysia dan Singapura. Akibat wabah Korona, kedatangan wisman melalui Bandara Adisucipto mengalami penurunan hingga 37 persen. ”Karena di Singapura dan Malaysia ada kebijakan untuk tidak terbang (ke DIJ),” terangnya.
Antisipasi persebaran virus juga telah digalakkan. Yakni dengan mengadakan posko waspada virus Korona lengkap dengan fasilitas thermal scanner dan thermal gun. Diadakan di seluruh stasiun dan bandara di DIJ. ”Ini untuk menjamin virus korona tidak masuk ke Jogja,” tuturnya. (tor/amd)