RADAR JOGJA – Warga Pedukuhan Sanggrahan Lor dan Klopo Sepuluh, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates bergotongroyong menambal tanggul yang amblas, Minggu (8/3).
Langkah itu diambil sebagai antisipasi jika terjadi banjir susulan yang bisa mengancam pemukiman penduduk.
Tanggul di Pedukuhan Sanggrahan Lor dan Klopo Sepuluh amblas sepanjang 30 meter dan setinggi lima meter pada Jumat (6/3) lalu. Tanggul jebol setelah dihajar bajir Sungai Serang pasca hujan dua hari sejak Rabu (4/3) hingga Kamis (5/3) lalu. “Tanggul amblas pada Jumat (6/3) sekitar pukul 10.00,” ucap salah satu tokoh masyarakat Dusun Sanggrahan Kidul, Kasil Pujo Sutrisno, kemarin (8/3).
Sejauh ini belum ada tindakan atau bantuan dari pemerintah. Hal itu membuat warga dua dusun harus berinisiatif membangun tanggul sementara, menggunakan karung berisi tanah.
Karung-karung tanah itu ditata disela-sela bambu yang dipancang tepat di bekas amblasnya tanggul. Biaya pembuatan tanggul sementara menggunakan dana swadaya dan uang pribadi warga. Warga berharap kerusakan tanggul tidak semakin parah.”Kami khawatir jika hujan masih terus mengguyur debit air Sungai Serang kembali tinggi dan tanggul semakin riskan jebol,” jelasnya.
Menurut dia, jika tanggul sampai jebol, diperkirakan bisa berdampak banjir yang menggenangi sebagian besar wilayah Kalurahan Bendungan. Kelurahan dan warga sedianya sudah mengusulkan pembangunan bronjong permanen pelindung tanggul. Usulan itu disampaikan pada musyawarah tingkat kalurahan bersama instansi terkait.
Pembuatan bronjong permanen sangat dibutuhkan, sebab titik tanggul yang jebol berada cukup dekat dengan sluran pembuangan sanitasi masyarakat (sanimas). Sanimas dibangun 2013 dan limbahnya dibuang ke Sungai Serang melalui pipa paralon yang menembus badan tanggul. “Jika tidak ada pengamanan dari bronjong sewaktu-waktu bisa jebol. Kami masih menunggu realisasi bronjong permanen itu,” ujarnya.
Sukat, 52, warga Klopo Sepuluh mengungkapkan, pihak-pihak terkait sudah seharusnya merespon persoalan dengan cepat, jangan sampai menunggu tanggul rusak lebih parah. “Langkah antisipasi sangat dibutuhkan, pemerintah harus segera membangun bronjong permanen,” ungkapnya. (tom/pra)