RADAR JOGJA – Hujan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah kerusakan di berbagai wilayah. Kondisi terparah adalah talud longsor di Jlagra, Pringgokusuman, Gedong Tengen Kota Jogja. Imbasnya, satu rumah milik Surajiyah ambrol ke sungai Winongo. Tepatnya sisi dapur dan kamar mandi yang berbatasan dengan sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Jogja Hari Wahyudi menuturkan kejadian berlangsung pukul 14.15. Saat itu intensitas hujan tinggi. Ditambah arus sungai Winongo mengalami peningkatan. Kombinasi ini membuat talud penyangga ambrol ke arah sungai.
“Tepatnya di RT 08 RW 02, pemilik rumah harus dievakuasi karena sangat membahayakan. Ketinggian talud mencapai 15 sampai 20 meter. Retakan diketahui sepanjang 10 meter, persis bagian kamar tidur, dapur dan kamar mandi,” jelasnya, Rabu (11/3).
Tak hanya rumah, ambrolnya talud juga berdampak pada jembatan. Muncul retakan sepanjang tiga meter. Walau begitu Hari memastikan kawasan tersebut masih aman dilalui, kecuali untuk area pedestrian di sekitar rumah milih Surajiyah.
Berdasarkan kajian sementara, bangunan rumah terlalu mepet talud. Alhasil titik menimbulkan kerawanan bagi penghuni rumah. Apalagi titik tersebut kerap mendapatkan gempuran dari arus sungai. Masih ditambah jalur saluran air hujan yang berada di sisi utaranya.
Hari meminta agar warga mematuhi aturan hunian. Terutama di kawasan sepanjang pinggiran sungai. Untuk mengutamakan program mundur, munggah, madep kali (M3K). Pemkot Jogja sendiri telah mengadaptasi dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
“Idealnya memang wajib mundur, karena potensi bahayanya besar. Kalau sudah kejadian seperti ini kan yang repot pemilik rumahnya. Untuk sementara penghuni rumah yang ambrol sudah diungsikan ke tempat yang aman,” katanya. (dwi/tif)