RADAR JOGJA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah menetapkan status siaga bencana dalam menghadapi wabah virus korona atau Covid-19. Setelah membentuk gugus tugas, Selasa (17/3), langkah selanjutnya Pemkab menyiapkan anggaran kebutuhan mendesak.

Persiapan anggaran dengan memanfaatkan dana tak terduga (DTT) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bantul. “Saat ini, kami masih men-draft kebutuhan mendesak apa yang harus dipersiapkan. Besok pagi baru kami rapatkan berapa kebutuhan. Kami hitung,” ungkap Sekda Bantul Helmi Jamharis di Kantornya, Kamis (19/3).

Berdasarkan pengajuan kebutuhan sementara, Pemkab membutuhkan anggaran sekitar Rp 4,5 miliar. Jumlah tersebut digunakan untuk membeli obat-obatan, desinfektan ataupun fasilitas kamar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati dam pengadaan peralatan kesehatan dan lain-lain.

Kendati begitu, tutur Helmi, jika hanya mengandalkan DTT dari APBD, maka tidak akan cukup. Sebab, DTT jumlahnya terbatas dan sudah berkurang untuk pemenuhan dana kebencanaan lainnya. DTT yang tersisa berkisar Rp 2 miliar dari total sekitar Rp 3 miliar.  “Kalau hanya andalkan DTT nggak cukup. Dari pusat mengamanatkan memanfaatkan dana alokasi khusus (DAK) kesehatan,” ujarnya.

Helmi menyebut, bantuan yang telah diberikan secara gratis yaitu, melakukan screening pada sekolah yang berwisata ke luar kota. Terkait penyemprotan desikfektan disejumlah layanan fasilitas publik, pemkab menggandeng pihak ketiga.

Kepala Bidang Penegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, jumlah anggaran yang diajukan tersebut baru meliputi sektor kesehatan. Belum sektor lainnya. Kebutuhan detailnya, digunakan untuk pengadaan obat habis pakai, alat pelindung petugas kesehatan, cairan diisinfektan dan hand sanitizer di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), hingga operasional pengiriman sampel.  “Pengadaan kebutuhan ini sebenarnya sudah ada di tiap satuan kerja,” ungkap pria yang kerap disapa Dokter Oki.

Diungkapkan Dokter Oki, anggaran tersebut, termasuk untuk penambahan ruangan isolasi bagi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di rumah sakit.  Kendati begitu, pihaknya belum dapat menghitung total fasilitas dan kebutuhan apa yang diperlukan rumah sakit rujukan Covid-19 di Bantul. “Karena saat ini masih dalam proses pendataan,” tuturnya. (mel/bah)