Suasana pilu begitu terasa di tengah pemakaman jenazah Meritha Vridawati Selasa (9/1). Ibu satu anak itu dimakamkan di komplekks pemakaman Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman.Seluruh keluarga benar-benar hanyut dalam duka saat menyambut kepergian perempuan 26 tahun. Apalagi, kepergian Meritha menghadap Sang Khalik meninggalkan anak semata wayang yang masih berusia sembilan bulan. Selama prosesi pemakaman ibunya, Keefe Atharva Buana, bayi mungil itu, berada dalam dekapan Faisal Rangga Buana, suami Meritha.

Sesekali Keefe tampak merengek seolah ingin tahu apa yang sedang dia saksikan saat itu. Mata Atharva sesekali memandang pusara ibunya. Wajah polosnya seakan belum mengetahui jika ibunya telah tiada. Dengan penuh rasa sayang dan sabar Faisal pun terus berusaha menenangkan sang buah hati.

Sri Pertmawati, ibunda Meritha, tak kalah terpukulnya. Foto sang anak pun digenggam erat dalam pelukan. Bahkan ketika jenazah mulai diturunkan ke liang lahat, Sri terus saja meratapi kesedihannya.

Tri Kirana Muslidatun, istri Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti, yang turut menghadiri pemakaman pun selalu berusaha menenangkan hati keluarga Meritha. Ana, sapaannya, mengaku kenal dekat dengan almarhumah. Terlebih, suami Meritha tak lain adalah keponakannya. Saat pernikahan Faisal dan Meritha pun, Haryadi didaulat menjadi saksi.

“Anaknya pintar, baik, dan ceria. Tidak tergambar sama sekali seperti ada masalah. Grapyak sekali jika bertemu orang lain. Tentu saya syok saat mendengar kabar duka ini,” ungkap Ana usai prosesi pemakaman jenazah Meritha.

Ana mendapat kabar meninggalnya Meritha juga langsung dari keponakannya, Faisal. Tak ada kata lain dari Ana selain mendorong Faisal untuk berlapang dada. Terutama untuk mengasuh buah hati mereka.

Hingga seluruh pelayat meninggalkan kompleks pemakaman, seluruh keluarga Meritha masih dibalut pertanyaan besar. Bagaimana sejatinya, dan apa penyebab meninggalnya Meritha. Sebagaimana diberitakan di banyak media massa jenazah Meritha ditemukan pertama kali, Senin (8/1) sekitar pukul 06.00 di saluran air kawasan Thamrin City, Jakarta.

Petugas Polres Metro Jakarta Utara yang menyelidiki perkara tersebut menduga karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu tewas lantaran bunuh diri dengan melompat dari lantai 10 apartemen yang dihuninya.

Keterangan polisi disanksikan keluarga Meritha. “Makanya kami minta kejelasan. Polisi jangan cepat memutuskan, tapi mohon diusut lebih dulu sampai tuntas,” harap Cintya Destiana, kakak ipar Meritha.

Berdasarkan penuturan Faisal, lanjut Cintya, kejadian itu bermula ketika Meritha meminta izin membeli bubur. Namun setelah ditunggu cukup lama, ternyata tidak segera kembali. Jenazah meritha pun lantas di bawa ke RSUP Dr Cipto Mangungkusumo, Jakarta untuk diotopsi. Yang membuat Faisal syok ketika dia mendapat kabar meninggalnya Meritha justru dari pihak rumah sakit. “Saya tidak percaya dugaan polisi. Setahu saya Meritha bukan tipikal orang yang menyerah jika ada masalah,” ungkapnya.(yog/mg1)