Jual beli di sekolah selalu identik dengan kantin, tapi ada satu kegiatan jual beli yang juga laris manis selain kantin. Selain bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan, siswa juga bisa turut belajar kewirausahaan. Kegiatan itu adalah koperasi.
Hal ini juga dilakukan oleh SMAN 3 Jogja yang baru saja menjalankan kembali Koperasik atau Koperasi Asik setelah tahun-tahun sebelumnya berjalan tidak tetap karena yang menjalankan full adalah siswa. Saat ini, sekolah yang memiliki julukan Padmanaba ini menjalankan koperasi lagi secara tetap dengan tetap mendapatkan bantuan dari siswa. Inisiatif menghidupkan kembali Koperasik muncul ketika banyaknya siswa yang menginginkan koperasi ini untuk hidup lagi di Padmanaba.
“Siswa banyak yang ngechat atau lewat Instagram kita ingin koperasi ada lagi dengan waktu yang tetap” ujar Devy Estu Anna Putri yang bertanggung jawab atas Koperasik. Koperasik adalah nama yang dipilih oleh siswa-siswi jurusan IPS yang saat itu menjalankan koperasi ini. “Diharapkan lewat koperasi ini anak-anak bisa enjoy, jadi selain bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan, mereka juga bisa belajar kewirausahaan di sini” ujar Devy. Lewat Koperasik, Padmanaba menjadikannya sebagai laboratorium milik jurusan IPS sebagai tempat praktek terutama di pelajaran ekonomi.
Koperasik ini berada di ruangan yang sejak dulu menjadi tempat koperasi berjalan. Di Padmanaba koperasi sekolah menjadi satu yang diharapkan oleh siswa-siswinya karena menyediakan berbagai kebutuhan mereka mulai dari peralatan sekolah seperti seragam, kebutuhan upacara seperti dasi dan topi. Ada juga makanan dan minuman, layanan print hingga pulsa yang juga ramai dipesan oleh siswa-siswinya. Lewat Koperasik, siswa bisa belajar banyak hal mulai dari menganggarkan bahan belanja hingga pembukuan walaupun masih dibantu oleh guru-guru Padmanaba.
Sehari-hari, Koperasik buka dari pukul 7.45 WIB hingga 15.45 WIB sesuai dengan jam KBM di Padmanaba. Selain dijaga oleh petugas dari sekolah, Koperasik masih dibantu oleh siswa-siswi yang sudah diatur lewat jadwal. Dalam sehari sebanyak enam siswa membantu petugas Koperasik untuk melayani pembelinya. “Biasanya biar mereka nggak ngantri, bantuin ngitung uangnya” tambahnya. Siswa-siswi yang bertugas pun juga tak jarang juga membantu kulakan saat barang mulai terlihat habis.
“Suatu saat pernah ada periode kepenguran OSIS yang memang rajin menjalankan Koperasik dan mendapatkan omset yang cukup besar. Kemudian mereka keep bathinya dan dibelikan untuk kulkas minuman” kata Devy. Ia juga mengatakan kalau tetap berbangga dengan hasil yang diberikan setiap periode walaupun tidak terlalu aktif menjalankan koperasi. “Kalau omsetnya kecil biasanya dibelikan barang-barang kayak kipas angin kecil” ujarnya sambil tertawa
Koordinator Sekbid 6, Muhammad Wildan Anis Rahmani atau yang akrab disapa Wildan mengaku senang dengan banyaknya pihak yang mensupport berjalannya kembali program Koperasik ini. Cowok XI IPA 5 ini membantu sebagai controller berjalannya Koperasik bersama dengan Devy. “Nggak bisa ikutan jaga karena anak IPA” ujarnya saat ditemui di sela-sela jam istirahat di Padmanaba. Ia mengatakan kalau tidak menyangka bahwa respon teman-temannya bisa sepositif dan seramai itu.
“Tahun pertama aku di sekolah itu jujur nggak pernah ke Koperasik karena buka kalau hanya ada yang meminta untuk buka, misalkan saat mau upacara, biasanya pada rame beli topi dan dasi, hari biasa jarang buka” katanya. Namun saat ini, ia sebagai siswa Padmanaba juga senang dengan berjalannya Koperasik karena bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan tanpa harus keluar sekolah. “Print jadi nggak harus ke warnet, beli alat tulis nggak harus keluar sekolah. Lebih dekat dan hemat waktu” tambahnya.
Wildan juga mengatakan kalau koperasi yang mulai diaktifkan kembali pada Kamis (4/1) lalu, tidak mematikan kantin dan usaha dana yang sedang dijalankan beberapa siswa untuk kebutuhan event sekolah. “Jadi kita nggak jual apa yang dijual di kantin dan di USDA. Bahkan kalau USDA mau nitip jualan di Koperasik kita masih terbuka” ujarnya. (sde)