GUNUNGKIDUL – Dunia pendidikan di Gunungkidul tercoreng. Beredar video asusila yang diperankan belasan murid SMPN 4 Playen. Video berdurasi 38 detik itu melibatkan dua siswa perempuan berhijab. Yang salah satunya menjadi objek sawer seperti biduan di panggung dangdut. Saat itu siswa lain ramai-ramai menyawer dengan menyelipkan uang kertas di balik kemeja remaja perempuan tersebut sambil meremas dadanya.
Bahkan, siswa perempuan satunya yang merekam adegan itu dengan kamera telepon seluler (ber-wefie, Red) menyawer dengan sebungkus rokok. Ironisnya, siswi yang disawer justru tertawa cekikikan oleh ulah teman-temannya. Video itu telah beredar luas dan menjadi perbincangan masyarakat setempat.
Kepala Sekolah SMPN 4 Playen Mursinah membenarkan jika para pelaku dalam adegan video tersebut merupakan anak didiknya kelas IX.
Menurutnya, video itu dibuat di dalam ruang kelas, ketika lokasi belajar dipindah di perpustakaan. Ternyata ada sebelas siswa yang terlambat ke perpustakaan dan masih tinggal di kelas. Saat itulah mereka membuat video tersebut. “Mereka mengaku hanya iseng. Tapi ini memang telah melampaui batas,” sesalnya Senin (19/2).
Mursinah mengaku kecolongan dengan kejadian itu. Sebab, pihak sekolah telah menggiatkan razia agar siswa tidak membawa telepon genggam. Imbauan positif saat upacara bendera juga terus didengungkan. Tapi mereka malah membuat video dengan konten tak senonoh.
Beredarnya video itu pertama kali diketahui Mursinah dari seorang alumni sekolah pada awal Februari lalu. Dia lantas melakukan kroscek dan mendapatkan kebenaran kabar itu. “Kami sudah lakukan pembinaan terhadap mereka. Juga kepada para orang tua murid yang bersangkutan,” katanya.
Atas peristiwa itu Mursinah mengimbau para orang tua siswa untuk mengawasi anak-anak mereka. Diingatkan, setiap siswa menjadi tanggung jawab orang tua masing-masing selepas di luar jam pelajaran sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Gunungkidul Bahron Rosyid mengaku belum mendapatkan laporan tentang video asusila tersebut. “Akan kami telusuri. Jika memang benar pelakunya anak didik kami, tentu akan dilakukan pembinaan,” ujarnya. (gun/yog/mg1)