GUNUNGKIDUL – Menggaet wisatawan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mendirikan taman edukasi kakao di Kecamatan Patuk Gunungkidul.

Patuk sebagai sentra buah kakao disulap menjadi tempat menggaet wisatawan dengan taman edukasi kakao. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Asuransi Jasindo memberikan bantuan rumah produksi dan alat pengolahan kakao.

Bantuan tersebut diberikan kepada Kelompok Tani Kakao Kelompok Tani Kakao Margo Dadi III Padukuhan Doga, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk kemarin.

Pimpinan PKBL Asuransi Jasindo Reni Rizal mengatakan selangkah lagi pengembangan taman edukasi kakao Jasindo sebagai objek wisata bakal terlaksana.

“Kami akan mengupayakan bantuan kembali. Kami berharap warga di sini menjadi pengusaha nantinya,” kata Reni Rizal.

Nilai bantuan untuk Kelompok Tani Kakao Margo Dadi III mencapai Rp 1,1 miliar. Diharapkan petani bekerja keras mengembangkan bantuan peralatan yang diberikan.

Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi meminta pengelola mengoptimalkan kemampuan mengelola bantuan. Selain karena peralatan berharga mahal, kesempatan menerima bantuan belum tentu datang dua kali.

“Saya yakin jika dikelola dengan baik hasilnya memuaskan. Di Patuk sudah ada beberapa lokasi pengolahan kakao. Mulai dari jenis permen hingga minuman,” kata Haryo.

Sekretaris Kelompok Tani Kakao Margo Dadi III Ahmad Nasrodin mengatakan taman edukasi kakao bisa menjadi tempat belajar anak sekolah hingga masyarakat.

“Mulai dari aktifitas pembibitan sampai pembuatan cokelat,” kata Ahmad.

Dikatakan, luas lahan kakao kelompok taninya 10 hektare dengan jumlah pohon 5.365 batang. Produksi paling banyak pada Juni mencapai tiga kuintal per bulan. Kemudian mengalami penurunan produksi dan kualitas Januari sampai Maret.

“Kendala pada musim penghujan, jumlah pohon kakao ada juga yang mati sekitar satu sampai dua persen. Sementara jumlah pohon kakao yang sudah berbuah 3.225 batang dengan produksi dua kuintal kakao biji basah per bulan,” ujar Ahmad.

Selain itu, pembibitan dipengaruhi cuaca. Hama datang pada saat intensitas hujan tinggi. Kemudian masalah tengkulak diakui merugikan petani. Harga kakao saat ini Rp 9.000 per kilogram. Padahal saat kondisi bagus, bisa mencapai Rp 21 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram.

“Dengan taman kakao ini harapan kami harga kakao menjadi stabil sehingga pendapatan petani meningkat,” harap Ahmad. (gun/iwa/rg/mg1)