MAGELANG–Tempat Ibadah Tridharma (TITD) Liong Hok Bio Magelang menjadi pusat perhatian bagi ribuan umat Konghucu, Budha dan Tao dari 57 kota/kabupaten se-Indonesia. Mereka turut dalam Kirab Akbar “Ritual & Budaya Ruwat Bumi Magelang 2018”, kemarin. Mereka membawa patung dewa dan dewi dari masing-masing kelenteng untuk ikut dikirab keliling Kota Magelang. Ikut menyemarakkan kegiatan puncak peringatan hari kelahiran Nabi Lao Ze ini, sembilan kelompok kesenian tradisional.

Sebelum kirab, peserta dari kelenteng satu per satu memberi penghormatan kepada dewa yang ada di TITD Liong Hok Bio sambil membawa dewa/dewi mereka. Mereka memberi hormat dengan berputar satu kali dan mengibaskan bendera. Mereka kirab dari halaman Kelenteng TITD Liong Hok Bio menuju Masjid Agung, Gereja St Ignatius, PDAM, CPM, Jalan Pemuda, Jalan Tentara Pelajar dan kembali ke kelenteng. Warga antusias menyaksikan ritual ini, karena termasuk momen langka yang baru kali kedua diadakan di Kota Magelang.

Karena langka, momen ini pun dimanfaatkan pengurus Yayasan TITD Liong Hok Bio untuk sekaligus melakukan peresmian bangunan kelenteng yang baru. Termasuk menandai kelahiran kelenteng yang sudah berumur 154 tahun. Peresmian dilakukan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Nur Syam dengan membubuhkan paraf di atas prasasti. Prasasti nantinya akan ditandatangani oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.

Dijelaskan Pembina TITD Liong Hok Bio Kota Magelang, David Herman Jaya mengatakan, pelaksanaan kirab ini memang penuh dengan arti dan makna. Selain memperingati hari kelahiran Nabi Lao Ze, juga sekaligus menjadi sejarah baru bagi kelenteng yang memiliki bangunan baru.

“Sebelum kirab, kita adakan ritual terlebih dahulu di pagi hari di dalam kelenteng. Lalu peresmian bangunan baru dan kirab. Ada ribuan umat dari 57 daerah di Indonesia datang ke Kota Magelang untuk ikut kirab,” katanya, kemarin.

Owner Perusahaan New Armada itu menuturkan, kirab budaya dan ruwat bumi ini memiliki satu tujuan, yakni sejahtera untuk semua manusia. Kirab ini juga menunjukkan keharmonisan yang sangat kental, mengingat berbagai macam etnis, budaya, agama, dan bahasa ada semua di kesempatan ini. Perwakilan dari Italia, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan China ikut hadir dalam kegiatan ini

“Rezeki bukan hanya milik umat tridharma, tapi juga semua orang,” ujarnya.

Sementara itu, Sekjen Kemenag, Nur Syam mengaku, menyambut positif adanya kirab budaya dan ruwat bumi ini. Kirab ini dinilainya merupakan pesta budaya, karena berbagai suku hadir untuk bersama-sama ikut kirab.

“Kami harap hal ini tetap dipertahankan, bahkan bisa dikembangkan menjadi wisata,” tandas Nur. (dem/laz/mg1)