KULONPROGO – Warga penolak bandara masih bertahan di lokasi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Angkasa Pura (AP) I pun kembali melayangkan surat peringatan kedua (SP2).

SP2 tersebut dilayangkan kepada 57 warga yang belum pindah. Mereka tinggal di 11 rumah yang berlokasi di area proyek NYIA.

Project Manager Pembangunan NYIA Sujiastono mengatakan warga tersebut berada di area Izin Penetapan Lokasi (IPL) NYIA. Mereka adalah ahli waris dari pemilik lahan.

“Jika dalam sepekan tidak ada tindak lanjut (warga pindah) akan dikeluarkan SP ketiga (SP3) atau SP terakhir. Jika ada warga yang tidak mau menerima SP, akan dititipkan pemerintah desa,” kata Sujiastono kemarin.

Dia berharap warga sadar dan mau mengosongkan lahannya. Dalam SP2 dicantumkan hasil putusan Pengadilan Negeri (PN) Wates terkait status tanah. Tanah mereka sudah menjadi milik negara. Sudah dikuasai AP I untuk pembangunan bandara.

“Kami siap membantu mengurus kepindahannya, termasuk menyiapkan armada mengangkut barang-barang mereka,” kata Sujiastono.

Pemkab Kulonprogo juga sudah menyediakan beberapa tempat untuk hunian sementara. “Warga harus segera memulai hidup baru, karena cepat atau lambat lokasi itu akan dikosongkan,” kata Sujiastono.

Pemasangan pagar bandara tinggal menyisakan wilayah Sidorejo, Desa Glagah. “Segera akan kami tuntaskan. Pemagaran harus dilakukan. Jika ada gangguan dari warga, pemagaran dilakukan dengan bantuan polisi,” kata Sujiastono.

Sementara itu Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menepati janjinya menemui warga penolak bandara. Hasto ditemani anak buahnya menyambangi warganya di Dukuh Sidorejo, Desa Glagah, Selasa malam (17/4).

Menurut dia, warga penolak bandara tersebut tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulonprogo (PWPP-KP). Hasto melakukan komunikasi langsung. “Agar warga mau pindah dan mengosongkan lahannya,” ujar Hasto.

Hasto mendatangi dua rumah warga di Sidorejo. di rumah pertama Hasto diterima pemilik rumah dan mau mendengarkan maksud kedatangan Hasto. Sementara di rumah kedua, pemilik rumah mau menerima kedatangan Hasto, namun belum mau menerima penjelasan soal bandara.

“Mereka tidak menyampaikan alasannya, hanya bilang belum menjual. Untuk itulah saya akan kembali mendatangi warga yang masih bertahan. Saya tetap akan mengupayakan pendekatan persuasif,” ujar Hasto.

Soal amplop yang terjatuh dari saku celananya, Hasto mengaku tidak berisi uang seperti yang beredar di media sosial. “Tidak mungkin saya mau memberi mereka uang. Bandara itu duitnya miliaran,” seloroh Hasto.

Komandan Kodim (Dandim) 0731/Kulonprogo Letkol Arm Teguh Tri Prihanto Usman membenarkan, Bupati Hasto semalam mencoba menemui warga penolak bandara yang tergabung dalam PWPP-KP. Menurutnya, sebagai seorang bupati wajar menemui warganya. (tom/iwa/mg1)