MENYADARI perkembangan birokrasi pemerintahan dan sektor publik saat ini, jurusan Ilmu Pemeritahan (IP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendesain kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan di pemerintahan dan masyarakat. Ketua Jurusan IP UMY Muchamad
Zaenuri mengatakan, beberapa tahun ke belakang lulusan IP hanya menyasar pada mencukupi kebutuhan pegawai di birokrasi pemerintahan. Namun sekarang berkembang para praktik urusan non pemerintah yang melibatkan peran swasta dan masyarakat seperti di bidang pendidikan, kesehatan, organisasi, dan lain-lain.

“Oleh karena itu kami mendesain kurikulum yang menyesuaikan bagaimana mahasiswa nanti bisa mengisi di banyak sektor publik affairs, melihat fungsi pemerintahan saat ini lebih kompleks,” ujar Zaenuri saat ditemui di kampus setempat kemarin (23/5).

Kurikulum yang dimaksud seperti pengadaan barang dan jasa, tata kelola kebencanaan, ekologi pemerintahan, dan beberapa ilmu yang menyangkut pada isu-isu yang berkembang saat ini. Meskipun mempunyai kurikulum tambahan, IP UMY tetap memberikan body knowledge atau ilmu pokok yang sesuai standar seperti ilmu pemerintahan RI, pemerintahan desa, ilmu hubungan antardaerah, dsb.

“Saat ini IP UMY bergabung dalam Kesatuan Prodi IP se-Indonesia dengan 100 lebih anggota. Kami memiliki 19 mata kuliah standardisasi nasional yang memproduksi kompetensi dasar,” katanya.

Selain mempunyai keunggulan dalam kurikulum, saat ini IP UMY tengah mengembangkan ilmu tata kelola pemerintahan yang berbasis spirit keislaman. Dengan spirit keislaman ini diharapkan lulusan IP UMY dapat bekerja dengan baik di birokrasi pemerintahan dan sektor publik lainya. Pihaknya sedang melihat bagaimana penelitian dengan ilmu terkait 5-10 tahun ke depan yang mengacu pada root map tema dan topik spirit keislaman.

Soal peminat, Prodi IP ini menjadi salah satu jurusan favorit di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UMY. Melihat lulusannya pun bisa bekerja di banyak sektor dengan peluang besar di dalamnya.

“Rata-rata lulusan tidak hanya jadi aparatur sipil negara (ASN), ada yang menjadi dosen, penyelenggara pemilu, bekerja di KPU, Bawaslu, pengurus partai, konsultan, diplomat, dsb.

Artinya, ilmu pemerintahan ini tidak bisa lepas dengan urusan masyarakat pada umumnya, sehingga peluangnya bagus sekali,” papar Zaenuri.

IP UMY juga membekali mahasiswanya dengan softskill sebagai modal dalam belajar ilmu pemerintahan. Salah satunya dengan praktik di laboratorium ilmu pemerintahan, ada beberapa software khusus untuk belajar seperti analisis jabatan, analisis beban kerja, tata kelola keuangan, penyusunan anggaran, tata kelola bencana, dsb.

Banyak pula prestasi yang diraih mahasiswa IP UMY. Belum lama ini IP UMY memenangkan juara I lomba Debat Nasional di Bandung. Pada tahun 2015 Juara I Debat Nasional UNY (Piala Gubernur DIJ), Juara II Debat Nasional Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, dan lain-lain. (ita/laz/er)