KULONPROGO- Ramadan merupakan momen baik untuk menjalin silaturahmi dan menjaga persatuan. TNI/Polri optimistis, dengan semangat kebersamaan kondusifitas Jogjakarta lebih mudah dijaga. Selain itu juga menjauhkan diri dari ancaman terorisme dan aksi-kasi kejahatan yang menganggu keselamatan dan kenyamanan masyarakat luas.

Pernyataan itu disampaikan Kapolda DIJ Brigjen Pol Ahmad Dhofiri saat Silaturahmi Kamtibmas dan Salat Tarawih bersama di Mapolres Kulonprogo, Selasa malam (22/5). “Yang jelas TNI/Polri, Forkompimda, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat harus bersinergi, bahu-membahu menghadapi sutuasi dan kondisi seperti saat ini. Ramadan sangat pas untuk memperkuat ukhuwah, memperkokoh persatuan, persaudaan, dan kebersamaan,” katanya.

Ditegaskannya, Polda DIJ dan Danrem 072/Pamungkas telah sepakat, selama Ramadan akan berkeliling menyambangi seluruh markas komando (Mako) di DIJ. “Hari ini di Polres Kulonprogo, besok gantian di Kodim Gunungkidul, lusanya di Polres Bantul, lanjut ke Sleman,” jelasnya.

Ditambahkan, satu harapan dari ikhtiar yang dilakukan adalah memperkuat sinergitas. Kebersamaan tidak hanya lips service tetapi benar-benar tumbuh dari hati. “Hari ini Pak Danrem yang datang menyambut, besok gantian saya,” ucapnya.

Mengenai kamtibmas, kata Kapolda, DIJ secara umum kondusif baik termasuk dalam menghadapi ancaman aksi terorisme. Status kewaspadaan memang sempat ditingkatkan dan diberlakukan di seluruh wilayah hukum Polda DIJ. Namun itu meruakan hal yang wajar dilakukan. Jangan kemudian menjadi phobia atau ketakutan berlebihan.”Muda-mudahan aksi terorisme tidak terjadi di Jogjakarta, antisipasinya sudah dilakukan maksimal, TNI/Polri punya kekuatan untuk mengamankan Jogjakarta,” ujarnya.

Ditanya seputar tingkat kerawanan di DIJ, Kapolda menilai kerawanan satu wilayah biasanya dilihat dari konflik sosial. Semisal perang antar kampung dan di DIJ itu tidak terjadi. Jogjakarta merupakan sekian banyak daerah yang berada di posisi hijau untuk konflik sosial. “Artinya apa, relatif aman,” ungkapnya.

Disinggung proses pengamaan pengosongan lahan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon Kulonprogo, Kapolda menyatakan, bulan puasa menjadi momen silaturahmi, momen yang tepat untuk melakukan pendekatan dari hati ke hati, kekeluargaan untuk mencari solusi terbaik.

Kendati demikian, siapa saja yang melakukan pelanggaran hukum tetap akan ditindak secara tegas. Persoalan bandara sudah diupaya langkah persuasif sejak awal bahkan hingga sekarang. Warga yang masih bertahan menolak itu adalah warga sendiri, dengan pendekatan kekeluargaan optmis bisa, sebab warga yang lainnya juga sudah menerima dan mau pindah. “Sebisa mungkin dijaga suasan yang sejuk, pahamkan lagi bahwa bandara itu untuk kepentingan bersama,” jelasnya.

Dia yakin masyarakat Kulonprogo kondusif, saling menghargai dan menghormati. Semua terus berikhtiar mecari titik temu yang menyejukkan. Harapannya mereka yang masih bertahan bisa berubah pikiran, dan sadar akan kepentingan bersama.

Danrem 072/Pamungkas Kolonel Kav Muhammad Zamroni mengatakan, sejak awal pihaknya juga sudah berkomitmen untk bersama-sama membantu kepolisan menjaga kondusifitas wilayah. Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan, termasuk meminta kawan-kawan media yang cukup menentukan membantu memberitakan hal-hal yang postif demi kondisifitas wilayah.”Kami juga telah menyiapkan semua unsur untuk membantu rekan Polri. Termasuk menghadapi aksi terosirme, kami bersama-sama melakukan pengamanan, patroli maupun kegiatan intelejen memantau perkembangan situasi,” ucapnya. (tom/din/mg1)