JOGJA – Untuk yang ke-23 kali, Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) kembali digelar di Nol Kilometer Jogja, Sabtu (7/7). Gaung Gamelan dan Pupuh Tabuh yang diselenggara-kan Komunitas Gayam 16 ini dime-riahkan grup gamelan dari berbagai komunitas dan universitas.
Menurut Sudaryanto, penanggung jawab acara ini, Gaung Gamelan di-ikuti 45 orang, dibagi dalam empat grup gamelan. Omah Gamelan di arah selatan, arah barat diisi Sanggar Kalacakra, di arah timur ada Sekar Ngrayung dan di utara ada Prasasti UGM.
”Penataan grup gamelan ini adalah representasi arah mata angin pada budaya Jawa,” ujar Sudaryanto
Dikatakan, pada kegiatan Pupuh Tabuh atau adu komposisi game-lan, dimeriahkan sejumlah kom-poser gamelan seperti Welly Hendratmoko, Bayu Purnama, Aji Santoso Nugroho, Gamelan Mben Surup, dan dari HMJ Kara-witan ISI Jogja.
Sudaryanto mengungkapkan, acara untuk terus mengenalkan gamelan kepada dunia, agar kita sebagai bangsa Indonesia sema-kin bangga terhadap kesenian ini. Selain Gaung Gamelan dan Pupuh Tabuh, Komunitas Gayam 16 juga menggelar konser game-lan di PKKH UGM, 13-15 Juli.
Ia berharap ketika diadakan festival yang ke 24 tahun depan, bisa lebih besar dari tahun ini ”Pada even selanjutya kami ha-rapkan bisa lebih meriah dan lebih banyak lagi seniman yang ikut,” ujarnya.
Salah seorang pengunjung asal Jakarta Danijela mengapresiasi atas diselenggerakannya festival gamelan di Nol Kilometer. Ia mengaku bangga dengan budaya Indonesia, khususnya gamelan. Ia pun menikmati alunan melodi yang dimainkan para seniman alat musik khas Jawa ini.
Wisatawan lain asal Bandung yang sedang berwisata ke Jogja, Septian Rangga, juga mengaku senang ketika para pemain game-lan bisa unjuk kebolehan di lokasi strategis, di mana para wisatawan berkumpul.
”Seneng sih bisa lihat konser gamelan di sini. Apalagi gratis,” katanya. (cr5/laz/ong)