JOGJA – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tak mau kecolongan dengan begitu mudahnya peredaran produk tak berizin. Apalagi tak sedikit makanan, minuman, obat, jamu, hingga kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Kali ini fokus utama BPOM berupa produk pangan segar seperti buah-buahan dan sayur mayur.
Nantinya, semua produk pangan di daerah akan diuji di laboratorium BPOM. Untuk memastikan setiap produk pangan segar seperti sayur mayur maupun buah-buahan bebas pestisida. “Ke depan setiap produk bisa dipasangi tanda garansi dengan stiker atau yang lain,” ujar Kepala BPOM Penny K Lukito usai bertemu Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X, Kamis (19/7).
Guna memperkuat keamanan pangan dan pengawasan peredaran produk berbahaya, BPOM menggandeng seluruh pemerintah provinsi (pemprov) se-Indonesia. Adapun DIJ menjadi provinsi pertama yang menjadi sasaran BPOM.
Penny berkomitmen menjamin keamanan pangan yang beredar di wilayah DIJ. Khususnya olahan pangan segar dan produk lokal. “Di sini (DIJ) kami melihat pemimpin daerahnya komitmen sekali, makanan harus sehat,” ucapnya.
Demi menciptakan produk pangan sehat dan aman BPOM juga bekerja sama dengan badan ketahanan pangan, dinas kesehatan, serta instansi terkait lainnya
BPOM sengaja menyasar produk lokal bukan tanpa alasan. Menurut Penny, produk lokal bisa menjadi solusi membendung distribusi pangan impor yang mengandung bahan tambahan berbahaya. Solusi ini terutama bagi masyarakat pedesaan yang sebagian besar memiliki lahan produksi pangan segar.
Penny berjanji untuk mendampingi produsen makanan lokal. Juga memfasilitasi pembuatan makanan lokal, mulai produksi hingga pengemasan yang baik dan aman. Sehingga siap dipasarkan. Upaya ini demi menekan masyarakat agar tidak mengonsumsi produk berbahaya yang datang dari luar negeri. Penny menilai kebanyakan produk impor makanan tidak sehat dan mengganggu perekonomian daerah. Sebab, gempuran produk impor mengakibatkan produk lokal menjadi kurang laku. Selain itu, langkah tersebut merupakan tindak lanjut pelaksanaan peraturan BPOM dalam memberikan ruang dan dukungan pangan olahan segar. Makanya, produk pangan segar berupa buah dan sayur yang mengandung pestisida menjadi perhatian khusus BPOM. “Kami berharap ke depan kebutuhan produk lokal mampu berdaya saing dan dapat mengisi kebutuhan pangan setempat,” ucapnya.
Sementara itu, merujuk konferensi internasional standar pangan dunia HB X menginstruksikan seluruh pemerintah kabupaten/kota di DIJ saling bekerja sama menjaga keamanan pangan. “Dalam arti kesehatan pangan, bukan ketahanan pangan,” tuturnya.
Menurut HB X, BPOM merupakan lembaga paling berkompeten dalam menjalankan upaya menekan campuran bahan berbahaya pada makanan maupun produk konsumsi lain. Itu lantaran BPOM memiliki laboratorium khusus untuk keperluan mengetes kandungan dalam produk makanan dan sejenisnya. “Beliau (kepala BPOM) setuju, nanti kami siapkan MoU,” ujar HBX. (tif/yog/mg1)