JOGJA – Kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Pasar Kranggan, Jetis, Kota Jogja Rabu (25/7) membawa berkah bagi para pedagang setempat. Ya, pagi itu Jokowi berbelanja. Mulai jajanan pasar, sayur mayur, hingga buah-buahan. Termasuk satu tandan pisang raja.
Adalah Mbah Pur yang langsung menawarkan pisang rajanya kepada orang nomor satu di Indonesia itu. Saat itu Jokowi hendak keluar pasar. Mbah Pur memberanikan diri mencegat dan menawarkan satu tandan pisang raja yang dibawanya dari Muntilan, Kabupaten Magelang. Jokowi pun merespons dengan membelinya tanpa menawar. “Langsung dikasih uang Rp 300 ribu untuk satu tandan pisang,” ujar Mbah Pur girang. Bagaimana tidak, satu tandan pisang biasanya hanya laku Rp 50 ribu.
Nenek 70 tahun itu begitu bersyukur. Bukan hanya pisangnya dihargai enam kali lipat, dia juga bisa bersalaman dengan Jokowi. “Senang bisa ketemu langsung, ini dari tadi difoto terus,” ujar Mbah Pur yang selain dari Jokowi juga mendapat uang dari pejabat Korem 072/Pamungkas.
Pedagang jajanan pasar Bu Welas juga mendapat berkah karena Jokowi sempat mampir cukup lama di lapaknya untuk membeli kue sawut yang terbuat dari ketela, lemper, serta kue coro. Total untuk belanja jajanan pasar tersebut Rp 47 ribu. “Tadi bayar Rp 100 ribu, tapi (Jokowi, Red) tidak mau terima kembaliannya,” ujar Welas.
Selama sekitar 30 menit Jokowi blusukan pasar. Jokowi juga menyambangi pedagang sayuran, buah-buahan, bumbu dapur, kelontong, dan sandang. Di lokasi tersebut Jokowi lagi-lagi menyempatkan berbelanja kecipir, sawo, dan emping. “Kalau di pasar modern atau mal nggak bisa ketemu emping mentah dan kecipir. Kemana carinya, ya di pasar tradisional seperti Kranggan ini,” tutur Jokowi.
Selama berbelanja Jokowi didampingi oleh Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X dan Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi.
Dalam kesempatan itu Jokowi berpesan kepada Pemkot Jogja dan masyarakat untuk menjaga eksistensi pasar tradisional.
Sementara itu, di hari yang sama Jokowi menyambagi 2.200 kepala desa se-Jawa dan kalimantan di Jogja Expo Center (JEC). Di situ Jokowi menekankan pentingnya mengelola dana desa secara baik dan benar. Bukan asal jadi. “Dana desa bisa bermanfaat. Tapi juga bisa menjadi malapetaka kalau penggunaannya awur-awuran,” ingatnya.
Jokowi menegaskan, penggunaan dana desa demi percepatan pembangunan desa di seluruh daerah. Agar ke depan tak terjadi lagi ketimpangan antara kota dan desa di wilayah barat maupun timur Indonesia. “Dana itu jangan di-ecer-ecer, fokus saja. Misal bikin infrastruktur jalan, ya sudah di situ aja, jreg!
Rampung! Nanti baru pengembangan SDM (sumber daya manusia),” ujarnya.
Sementara mengenai keluhan repotnya membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dana desa, Jokowi berjanji meminta menteri keuangan untuk menyederhanakannya. “Ya kalau laporan anggaran harus sama seperti di kementerian kan repot. Masak dibandingkan dengan desa,” katanya.
Adapun dana desa yang digelongor tahun ini mencapai Rp 60 triliun. Menurut Jokowi nilai tersebut menjadi yang terbesar dalam sejarah anggaran negara. Karena itu penggunaannya harus tepat sasaran, terbuka, dan transparan.(pra/tif/yog/fn)