Pentas wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Duryadana Gugur di halaman gedung DPRD DIY Jalan Malioboro 54 Jogja berhasil memikat masyarakat. Ribuan masyarakat berbondong-bondong menyaksikan wayang yang dimainkan dalang Ki Seno Nugroho.

“Wayang kulit menjadi sarana hiburan dan tontonan sekaligus memiliki fungsi tuntunan atas pewarisan nilai-nilai keteladanan. Kalangan muda, terutama generasi milineal harus mengenal dan belajar wayang,” ajak Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto saat memberikan sambutan pada Rabu (25/7) malam.

Menurut Eko, lakon Duryudana Gugur memberikan inspirasi tentang perjuangan Wrekudara menumpas Duryudana dan Sengkuni yang berwatak culas dan bertindak angkuh. Lakon itu juga menjadi teladan agar selalu merawat watak mulia, jujur dan berani. “Kita ketahui Proklamator RI Ir Soekarno suka dengan sosok Wrekudara,” katanya.

Anggota dewan yang juga wakil ketua DPD PDI Perjuangan DIY menambahkan, pagelaran wayang kulit juga bisa menjadi refleksi atas kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII serta peran rakyat Yogyakarta dalam perjuangan kemerdekaan RI.

Menjelang kemerdekaan ke-73 RI, warga Yogyakarta memiliki rekaman jejak sejarah yang panjang. Misalnya, Bung Karno di Pura Pakualaman masih terawat dengan baik. “Belum lama ini saya sowan Sri Paduka Paku Alam X. Saya melihat kamar Bung Karno terjaga dengan baik. Ke depan, kita perlu menggelorakan dam berjuang membahagiakan rakyat Indonesia,” ajak anggota DPRD DIY dari Dapil Kota Yogyakarta ini.

Dikatakan, pentas wayang kulit itu menjadi bagian dari upaya DPRD DIY menggelorakan semangat perjuangan bekerja sama dengan Pemda DIY TNI dan Polri. “Sekaligus sebagai ajang pertemuan antarwarga dalam suasana santai agar selalu tercipta rasa aman dan nyaman di DIY,” katanya. Acara juga dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), camat dan lurah di Kota Yogyakarta. Kegiatan itu juga masih dalam rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945.

Secara khusus Eko mengucapka rasa terima kasih atas dukungan media massa yang menghadirkan cerita kebudayaan dalam publikasi media. Melalui media itu. Masyarakat dapat melihat sifat dan watak pemimpin seperti Wrekudara yang jujur, rendah hati dan berani. “Acara ini tonggak merawat dan menjaga keistimewaan Yogyakarta,” ucap dia kader muda PDI Perjuangan ini. (kus/fn)