Selalu Tertantang Permainan Beradrenalin Tinggi
Kejadian kelam tangan retak kala menekuni motorcros tak membuat Hafidz berhenti menekuni hobi menantang. Kini, dia memilih skateboard yang tak kalah menantang. Apa motivasi dan cita-citanya?
IVAN BAGAS, Sleman
PAPAN SELUNCUR itu terus berputar, seiring berjalan mengikuti langkah kaki Hafidz menuju arena skateboarding di acara Kickfest 2018, yang digelar di JogjaExpo Centre (JEC), Jumat (3/7) lalu. Ini adalah salah satu ajang bergengsi bagi para skateboarder.
Gesekan antara kayu dengan besi seolah sudah menjadi makanan sehari-harinya. Jatuh, bangkit, jatuh lagi terbiasa dia alami dan seakan tidak punya rasa kapok.”Saya hanya melakukan pemanasan dan latihan sebelum bertanding,’’ terangnya.
Hafidz yang kini duduk di bangku kelas IV sekolah dasar memang semakin menikmati permainan dan olahraga skateboard ini. Padahal, awal jauh sebelumnya Hafidz adalah bocah kecil penikmat motorcros. Tentu saja motorcros mini. Kejadian kelam yang membuat tangan kanannya retak mengalihkan hobinya ke dunia skateboard.
Hafidz yang kini berusia 10 tahun ini memilih olahraga skateboard karena pada dasarnya memang mencintai permainan yang mempunyai adrenalin tinggi. Dipilihlah permainan papan seluncur tersebut setelah dia puas dengan motorcros. “Sebagai orangtua, saya hanya bisa mendukung dan mengarahkannya,’’ kata Wahyudi, ayah Hafidz sembari merekam aksi anaknya.
Bukan sekadar hobi, sejauh ini Hafidz sudah beberapa kali menjuarai perlombaan di berbagai kejuaraan. Di antarannya di ajang JanuaryOllie di Jakarta beberapa waktu lalu. Di ajang itu dia menjadi yang terbaik di kategori usia di bawah 15 tahun. Selain itu Hafidz juga pernah menjadi runner-up di perlombaan yang diadakan Kickfest pada perhelatan sebelumnya.”Masih banyak lagi prestasinya,’’ tambah Wahyudi.
Gaya dan trik yang dia kuasai sudah banyak. Hanya perlu berlatih dengan keras dan ketekunan tinggi agar cita-citanya menjadi skateboarder handal bisa terwujud. Memang rata-rata hobi ini dilakukan oleh para remaja, namun itu tidak membuat semangatnya luntur.
Hafidz juga berharap banyak anak seusiannya yang mengikuti jejaknya. Sebab, apabila kemampuan diasah sejak dini, ke depan akan dapat menguasai segala jenis trik agar menjadi pemain profesional. “Makanya aku latihan terus,” kata Hafidz sambil mencoba trek.
Aksi Hafidz memang mengundang perhatian. Tak sedikit pengunjung di JEC menyempatkan berhenti menyaksikan aksi Hafidz.”Aksinya memang benar sangat jago meski badannya paling kecil dibanding yang lain,’’ ujar Aji Wibowo pengunjung KicKfest 2018. (din/mg1)