BANDA ACEH – Tim Muhibah Kebudayaan Daerah Istimewa Jogjakarta siap menyajikan dua kekayaan budaya dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2018 di Banda Aceh hari ini (7/8). Kedua kekayaan budaya tersebut berupa tari Badui dan salawat montro. PKA 2018 berlangsung 5 hingga 15 Agustus.
Tari Badui akan ditampilkan pelaku budaya dari Sleman. Sedangkan Shalawat Montro dihadirkan oleh pelaku budaya asal Bantul.
Dr Kuswarsantyo MHum selaku pendamping tim muhibah budaya DIJ dalam PKA 2018 menyatakan, tari Badui dan salawat montro mengandung nilai-nilai Islam. ”Tari Badui dan salawat montro hidup dan lestari. Ada hingga sekarang,” jelasnya.
Tari Badui asal Sleman merupakan tarian rakyat yang menggambarkan adegan peperangan atau prajurit yang berlatihan perang.
Sedangkan salawat montro lestari di Pleret, Bantul. Awalnya hanya berkembang di lingkungan Keraton Jogja untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Shalawat Montro lantas berkembang dan menjadi bagian dari kebudayaan rakyat.
”Pekan Kebudayaan Aceh 2018 merupakan ajang silaturahmi. Tim muhibah kebudayaan dari Daerah Istimrewa Jogjakarta ingin memperkenalkan kekayaan budaya yang memiliki nilai Islam kepada masyarakat luas,” jelas Kasubag Program, Data, dan Teknologi Isnformasi Disbud DIJ Agus Amarullah. (amd/yog/mg1)