BANTUL – Pemkab harus kembali menggencarkan operasi tangkap tangan (OTT) bagi pembuang sampah sembarangan. Sebab, tidak sedikit warga yang masih membuang sampah “seenaknya”. Itu terlihat dari adanya tumpukan sampah di pinggir jalan raya di Desa Bangunharjo, Sewon. Persisnya jalan raya yang menghubungkanDusun Mreda dan Jurug.

”Hampir setiap hari ada yang membuang sampah,” keluh Warno, 55, seorang warga Dusun Jurug, Senin (6/8).

Saking seringnya, pria paro baya itu juga kerap mengingatkan pembuang sampah sembarangan. Ironisnya, mereka yang notabene bukan warga pedukuhan justru merasa tak terima. Mereka berdalih tanah yang menjadi tempat pembuangan sampah bukan milik Warno.

”Orangnya susah dibilangin,” keluhnya.

Dari pantauan, tumpukan sampah persis di pinggir jalan raya. Rerata sampah yang dibuang adalah limbah rumah tangga. Menurutnya, warga setempat sebenarnya telah jengah dengan perilaku negatif tersebut. Saking jengahnya, warga berinisiatif memasang spanduk berisi larangan membuang sampah.
Tinuk, 72, warga Dusun Jurug mengeluhkan hal serupa. Dia menengarai pembuang sampah sembarangan enggan mengeluarkan uang. Meski hanya sekitar Rp 20 ribu per bulan.

”Kalau dibuang di sini, kan, gratis,” ketusnya.

Sementara itu, Dukuh Jurug Bejo Raharjo mengatakan, tanah yang menjadi lokasi pembuangan sampah berdekatan dengan lahan pertaniannya. Bahkan, tak jarang lahan pertaniannya ikut tertimbun sampah. Karena itu, Bejo tak segan mengingatkan pembuang sampah.

”Beberapa kali adu mulut dengan mereka,” keluhnya.

Kepala Seksi Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Dwi Wantoro menegaskan bahwa pemkab telah meminta pemerintah desa ikut turun tangan menangani sampah. Caranya dengan membangun depo sampah.
”Anggarannya dengan dana desa,” tuturnya. (cr6/zam/mg1)