SLEMAN – Duapuluh tiga siswa SMA/SMK sederajat Jogjakarta mengikuti pertukaran pelajar ke Kalimantan Selatan. Bertajuk Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018, program tersebut merupakan inisiasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur SDM dan Umum PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) Adi Nugroho mengatakan SMN sebagai komitmen BUMN. Tidak hanya budaya, juga detail manajemen BUMN. Terbukti dalam program ini ada enam perusahaam pelat merah turut bergabung.
“Program kali ini mengirimkan 23 siswa dari Jogjakarta. Begitu juga sebaliknya, dari Kalimantan Selatan ke Jogja,’’ ujar Adi saat pelepasan siswa di Alana Hotel Minggu (12/8).
Tiga di antara peserta dari Jogja merupakan siswa berkebutuhan khusus. Ada pula dua guru teladan dan dua guru pendamping siswa berkebutuhan khusus.
Dia mendorong setiap siswa menerapkan amati, tiru, dan modifikasi (ATM). Terutama terkait dengan edukasi formal maupun nonformal.
Pada satu sisi dia mengakui program tersebut tidak berkelanjutan. Sehingga belum ada penerapan secara baku efek dari pertukaran siswa. Namun dampak secara personal, setiap siswa dapat menjadi role model bagi lingkungannya.
“Jangan disia-siakan kesempatan pembelajaran ini. Sepulangnya ke daerah masing-masing bisa mengembangkan pembelajaran,” ujar Adi.
Pada program SMN 2018, AP I sebagai BUMN koordinator wilayah Jogjakarta. Melibatkan Garuda Indonesia, PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dan PT Kliring Berjangka Indonesia. Penanggung jawab wilayah Kalimantan Selatan PT Askrindo dan PT Danareksa.
“Kalau di Jogjakarta mengikuti pembelajaran mengenai bela negara bersama TNI AU Adisutjipto, mempelajari e-commerce, mengikuti pelatihan penulisan jurnalistik serta mengunjungi tempat-tempat kebudayaan,” katanya.
AP I, Indonesia Re, Garuda Indonesia dan KBI juga memberikan bantuan buku bacaan. Sumbangan tersebut menyasar perpustakaan SMAN 6 Jogja. Adapula buku untuk Sanggar Anak Alam Jogjakarta.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIJ Triwidiyatmoko mengapresiasi sinergi enam BUMN pada kegiatan SMN tersebut. Apalagi fokus pembelajaran dilakukan dengan interaksi lingkungan.
“Biasanya menyaksikan lewat media massa maupun internet. Tapi sekarang bisa belajar dan interaksi langsung. Berharap agar para siswa pertukaran bisa memanfaatkan momentum ini dengan optimal,” pesannya. (dwi/iwa/mg1)