350 Penyandang Disabilitas Potong Daging Kurban
Siapa bilang penyandang disabilitas tidak bisa mandiri? Sekitar 350 penyandang disabilitas di DIJ merayakan Idul Adha dengan menyembelih seekor sapi dan 27 kambing kurban di Gamping Sleman. Mereka memotong sendiri hewan kurban tersebut.

DWI AGUS-SEVTIA EKA NOVARITA, Sleman

MUSALA Al Falah Kanoman, Banyuraden, Gamping ramai dengan ratusan penyandang disabilitas. Dengan duduk berkeliling mereka memotong daging kurban. Daging hasil pemotongan dimasak dan dikonsumsi bersama-sama.
Acara tersebut diselenggarakan Gabungan Difabel Gamping (Gading), dan KSP Bank Difabel Ngaglik. Acara tersebut mendapat pendampingan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah.

“Teman-teman ada yang minder untuk ikut dalam pelaksanaan (Idul Adha) kemarin (Rabu). Akhirnya berinisiatif mengadakan sendiri dengan konsep kebersamaan,” kata Ketua Panitia Kurban Musala Al Falah Waluyo di sela pemotongan hewan kurban (23/8).

Menurut dia kegiatan tersebut merupakan inisiatif bersama. Konsep kegiatan mengedepankan keguyuban antarpenyandang disabilitas. Seluruh hewan kurban didapatkan dari donatur.
“Hewan kurban didapatkan dari donasi. Pengolahan dikerjakan sendiri teman-teman disabilitas, bahkan seluruhnya terlibat saat pemotongan hewan kurban,” jelasnya.

Daging yang telah dipotong lalu diolah bersama-sama oleh peserta yang hadir. Beragam menu berbahan daging sapi dan kambing dikonsumsi usai pemotongan. Daging yang tidak diolah dibagi secara merata. Setidaknya setiap peserta mendapatkan satu plastik berisikan daging sapi maupun daging kambing.

“Dimasak bersama lalu dimakan bersama-sama hari ini (kemarin),” ujarnya.
Waluyo menuturkan peserta yang hadir tidak hanya dari Jogjakarta. Ada yang datang dari Solo, Klaten dan Magelang. Undangan disebar melalui sosial media.
“Mayoritas datang secara mandiri, di antaranya menggunakan sepeda motor modifikasi roda tiga,” ujarnya.

Selain mempererat tali silaturahmi kegiatan tersebut juga bertujuan menggalang dana. Bantuan diperuntukkan bagi korban peristiwa alam gempa bumi di Lombok. Bantuan tersebut melengkapi tiga penyandang disabilitas asal Jogjakarta yang sebelumnya telah berangkat sebagai relawan.

“Mereka tergabung dalam difagana (difabel tanggap bencana) perwakilan Jogjakarta berangkat ke Lombok. Fokusnya pendampingan pascatraumatic,” katanya.

Pendamping kelompok difabel Gamping dan Ngaglik Ahmad Ma’ruf mengatakan selain memuliakan Idul Adha bagi penyandang difabel acara tersebut menjadikan difabel sebagai subjek pada acara bertema Kemuliaan Kurban Bersama Difabel. (pra/mg1)