KULONPROGO – Waga Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh menggelar Angler Wiwitan Tandur di Puncak Kleco, Minggu (26/8). Warga antusias mengikuti acara mengawali musim tanam tersebut.
Acara tersebut sebagai bagian Merti Bumi Tinalah yang dimulai pekan lalu. “Ini sebagai bentuk syukur atas datangnya musim tanam yang bertepatan dengan nuansa kemerdekaan,’’ kata panitia acara Agus Bakti Sedjatiwan.
Kegiatan tersebut menjadi aktualisasi jiwa kepahlawanan. Pelajaran alam dan sejarah, pelestarian lingkungan, sekaligus hiburan berbasis alam dan adat istiadat.
Angler merupakan kebiasaan para leluhur. Bentuk kebersamaan atau gotong-royong. Acara dikemas penuh kreativitas oleh warga mengikuti zaman namun tidak meninggalkan akar kebiasaan.
“Ada pameran lukisan, pembacaan puisi dan kegiatan lain. Ini mejadi salah satu pembelajaran tentang arti kebudayaan,” kata Agus.
Berdasarkan sejarah, Menoreh penuh kisah dan petuah. Lipatan gunung bukit layaknya buku yang tidak pernah sirna dimakan zaman.
Ada Gua Kiskendo sebagai ruang maya Ramayana menorehkan cerita. Jejak Pangeran Diponegoro saat berjuang melawan Belanda juga terekam di Menoreh. Ada Gua Sriti dan Gua Upas sebagai singgasana Diponegoro.
“Ada juga Omah Sandi yang menyambung sejarah TB Simatupang sebagai prajurit sandi saat menggelorakan eksistensi NKRI pada masa revolusi,” kata Agus.
Puncak Kleco akan tersentuh modernisasi seiring pembangunan yang masif di Kulonprogo. “Harus tetap ingat tradisi tandur, menebar bibit kebaikan penuh rasa ikhlas,” kata Agus.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan Puncak Kleco merupakan cluster wisata Desa Wisata Nanggulan-Kalibawang-Samigaluh-Girimulyo (Dewi Nawangsari) merupakan benteng perjuangan budaya berbasis wisata alam, seni budaya, dan sejarah. (tom/iwa/mg1)