SLEMAN – Gempa bumi yang disusul tsunami di Sulawesi Tengah mendorong sejumlah pihak untuk membantu korban dari berbagai aspek. Salah satunya pendidikan. Universitas Gadjah Mada (UGM) menyediakan fasilitas perkuliahan (sit in) tanpa dipungut bagi mahasiswa korban bencana.
Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Ariani menyebut ada 55 mahasiswa yang mendaftar sit in. Mayoritas mereka dari Universitas Tadulako (Untad) Palu. ”Itu yang mendaftar pada gelombang pertama,” kata Iva saat dihubungi Rabu (17/10).
Pendaftaran dan administrasi gelombang dua dibuka mulai 16 hingga 25 Oktober.
Ada beberapa jalur program yang disediakan. Mulai diploma, sarjana, profesi dokter, magister, hingga doktor. Kebijakan bernama Program Pendidikan untuk Persaudaraan itu ditujukan untuk mahasiswa berstatus aktif di semester gasal tahun ajaran 2018/2019 terdampak bencana.
Adapun alur pendaftaran gelombang satu meliputi membuat akun di website um.ugm.ac.id/admisi. Lalu, mendaftarkan diri secara online. Kemudian, pendaftar mengisi biodata dan mengunggah surat pernyataan bermaterai yang telah ditandatangani. Verifikasi oleh Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM. Terakhir, pendaftar melakukan administrasi pengambilan mata kuliah di Fakultas.
Fitrariansyah, seorang mahasiswa mutasi asal Untad mengatakan, dirinya kini sedang menunggu konfirmasi pendaftaran dan panggilan dari pihak kampus.
“Sempat merasa repot dengan proses administrasinya. Tapi sudah dibantu dari pihak BEM UGM,” ujar pria yang sejak awal Oktober pindah dari Palu ini.
Kendati demikian, pihak Kopertis Wilayah V Jogjakarta mengaku belum menerima informasi pasti terkait mutasi mahasiswa ke Jogjakarta. Kepala Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Kopertis V Tunggul Priyono mengatakan, hingga pekan ini pihaknya belum mendengar adanya perpindahan mahasiswa tersebut.
“Kabarnya UNS yang sudah siap (menerima mutasi). Untuk Jogja belum tahu,” katanya.
Namun, pihak Kopertis Wilayah V terus memperhatikan mahasiswa asal Sulteng terdampak bencana yang ada di Jogja. (cr9/zam/rg/mo2)