GUNUNGKIDUL – Keluarga Marwandi mencoba tabah. Setelah mendapat kabar duka. Nama anak warga Padukuhan Nogosari 1, Bandung, Playen, Gunungkidul itu masuk dalam manifes Pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan di perairan Karawang, Jawa Barat. Tapi keluarga Marwandi masih meragukannya.
“Mohon maaf sekali. Keluarga di Jakarta belum bisa ditelepon. Belum ada kabar resmi,” ungkap Umi Kuswahjati, adik kandung Herjuno, Senin (29/10). Karena itu Marwandi meminta dua anaknya yang lain ke Jakarta. Untuk mencari kepastian kabar tersebut.
Keraguan Marwandi lantaran ada ketidakcocokan nama di manifes Lion Air dengan nama lengkap anaknya. Di manifes tertulis Herju Herjuno,64. Sedangkan anak Marwandi bernama Herjuno Darpito.
Marwandi mengungkapkan, nama Herjuno Darpito sesuai dengan data yang dia laporkan di kelurahan setempat. Saat Herjuno dilahirkan. Bukan Herju Herjuno. Namun foto dalam manifes Lion Air JT 610, menurut Marwandi, terlihat identik dengan wajah anaknya.
Dikatakan, Herjuno bekerja di Pelabuhan Pangkal Pinang. Dia tinggal di Tangerang, Jawa Barat sejak beberapa bulan terakhir. Biasanya pergi kerja ke Pangkal Pinang dari Jakarta tiap Minggu sore. Naik Pesawat Garuda, transit di Palembang. Lalu dilanjutkan ke Pangkal Pinang menggunakan pesawat kecil. “Seperti itu (biasanya), kok tadi pagi (kemarin) berangkat kerja. Biasanya Minggu sore. Ini kok Senin pagi,” ujarnya.
Beberapa hari lalu Herjuno sempat menelepon ibunya: Nasiah. Mengabarkan kondisinya sehat. Herjuno terakhir mudik pada Jumat dua minggu lalu. Sempat jalan-jalan bersama keluarga sebelum kembali bertugas.
Herjuno adalah alumnus SD Mendongan dan SMPN 2 Playen. Lalu meneruskan pendidikan di SMAN 1 Wonosari dan Politeknik Ilmu Pelayaran, Semarang.
“Kami masih berharap ada kejaiban dari Allah SWT. Semoga diberikan jalan terbaik. Kemurahan dari Allah. Ada apa-apa juga dari Allah,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Pesawat Lion Air JT-610 Rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang kemarin pagi. Pesawat nahas itu mengangkut 189 penumpang. Termasuk lima pramugari dan dua pilot.
Sementara itu, kabar duka juga menyelimuti keluarga besar Bakpia Pia-Pia. Zuvia Puspita Ningrum, putri sang pemilik toko bakpia itu tercatat sebagai salah seorang korban meninggal Pesawat Lion Air JT 610.
Zuiva adalah pegawai di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Bangka Belitung.
Menurut ibundanya, Ny M Ridwan Syah, putri bungsunya tersebut selama ini domisili di Jakarta bersama suami dan anak-ankanya. Senin (29/10) pagi Zuiva hendak kembali ke tempat kerjanya di kantor BPK Pangkal Pinang. “Sudah kebiasanya seperti itu, Jumat sore pulang ke Jakarta, Senin pagi balik ke Pangkal Pinang,” katanya.
Dirinya mengaku kaget mendengar informasi Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang. Menurut dia, keluarga sudah tahu jika Zuiva menjadi penumpang pesawat nahas itu. “Karena biasanya naik pesawat itu kalau mau berangkat,” tuturnya menahan tangis.
Sore kemarin keluarga Zuiva bertolak ke Jakarta untuk memastikan. Juga untuk menguatkan suami serta anak-anak Zuiva di Jakarta. “Kami cuma minta doanya saja, semua sudah ada yang mengatur,” katanya lirih. (gun/cr10/pra/yog/by/mo2)