GUNUNGKIDUL – Isu mengenai adanya kelompok yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi harus diantisipasi sedini mungkin. Salah satu caranya dengan mengembalikan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di bangku sekolah.
Hal itu disampaikan Anggota DPR RI Idham Samawi dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaaan di Desa Kepek, Wonosari, kemarin (29/10). Dia mengatakan, pelajaran PMP sangat penting guna memberikan wawasan kebangsaan dalam memperkuat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
”Dengan dikembalikannya pelajaran PMP dapat menangkal gerakan yang membahayan bangsa sejak dini,” katanya.
Politikus PDI Perjuangan ini menyesalkan penggantian mata pelajaran PMP dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Persisnya sejak era reformasi. Sebab, penggantian itu sebagai bagian untuk menguliti Pancasila. Itu diperparah dengan praktik bahwa Pancasila hanya dijadikan sebagai legitimasi kekuasaan.
”Khususnya pada saat Orde Baru. Sedang dari sisi pemahaman hanya dari sisi kulit,” ujarnya.
Karena itu, kata Idham, saat ini sedang dilakukan kajian agar mata pelajaran PMP dikembalikan ke bangku sekolah pada setiap jenjang pendidikan.
Menurutnya, dihapusnya Garis Besar Haluan Negara (GBHN) membuat pemerintah tidak lagi memiliki konsep yang jelas dalam pembangunan. Hal ini terjadi karena arah pembangunan hanya berdasarkan pada visi misi presiden maupun kepala daerah.
”Nanti bisa diganti dengan haluan negara agar tidak memicu kontroversi,” ungkapnya.
Menurutnya, haluan negara bertujuan untuk menghindari tumpang tindih program kerja antara presiden, gubernur, dan bupati atau wali kota.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul Demas Kursiswanto mengatakan, sosialisasi empat pilar kebangsaan sangat penting. Sebab, keberadaan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. (gun/zam/er/mo2)