SLEMAN – Pemugaran Candi Induk Kedulan memasuki tahap akhir. Batu pucuk candi atau kemuncak dipasang menandakan akhir fase pemugaran, Kamis (1/11).

AKHIR: Petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIJ memasang batu kemuncak bangunan induk Candi Kedulan, di Kalasan, Sleman, DIJ, Kamis (1/11). (GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA)

Pemasangan batu tersebut menandai purnapugar rehabilitasi Candi Induk Kedulan. Candi tersebut ditemukan terpendam lahar vulkanis erupsi Gunung Merapi sedalam delapan meter. Tahun depan, akan dilakukan pemugaran tiga candi perwara.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengakui proses pemugaran berlangsung lama. Limabelas tahun berjalan, pemugaran baru berjalan efektif setelah 2011.

“Apalagi (pemugaran) sempat terhenti saat bencana gempa Jogja 2006. Fokus perbaikan beragam situs dan cagar budaya yang ada di Jogjakarta,” kata Hilmar ditemui di Candi Kedulan, Kalasan, Kamis (1/11).

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIJ pada 2012 hingga 2015 melakukan pembebasan lahan yang sebenarnya telah dimulai 2003. Kemudian BPCB fokus pada pemugaran candi dan menyusun master plan lingkungan.

“Menggandeng instansi terkait untuk penataan ruang. Melibatkan Dinas Pertanian terkait irigasi sawah sekitar candi. Dievaluasi dan antisipasi agar tidak merusak candi. Itu semua masuk dalam master plan hingga 2021,” ujarnya.

Hilmar mengatakan air menjadi musuh candi. Candi tersebut ditemukan pada kedalaman enam meter di bawah permukaan tanah sekitarnya. Sebelah barat candi terdapat sungai yang permukaan airnya lebih tinggi dari permukaan dasar candi.

“Setidaknya untuk saat ini bisa diantisipasi karena sudah ada resapan air,” katanya.

Hilmar tidak ingin pemugaran candi memicu konflik sosial ekonomi. “Sebisa mungkin warga sekitar merasakan dampak positif dari keberadaan candi, terutama sektor ekonomi,” pesannya.

Kepala BPCB DIJ Ari Setyastuti memastikan pemugaran candi induk Kedulan rampung tahun ini. Meski lama, pemugaran berjalan sesuai master plan.

Terkait drainase, dia memastikan berjalan efektif. Setidaknya ada 19 sumur resapan yang dibangun mengitari candi induk dan perwara. Aliran drainase telah tersambung dengan sungai di sisi selatan kompleks Candi Kedulan.

“Musuh terbesar memang air dan dulu candi sempat tergenang, tapi sekarang tidak,” jelasnya. (dwi/iwa/fj/mo1)