MAGELANG – Terobosan penggunaan transaksi cashles atau nontunai dilakukan Bank Jateng untuk para pedagang kaki lima (PKL) di Kota Magelang. Dimulai dari pedagang di pusat kuliner Tuin Van Java (TVJ), Kompleks Alun-alun Kota Magelang. Peluncuran transaksi nontunai dengan aplikasi e-Bima Apps atau Bank Jateng E-Moneyapps, dilakukan Direktur Operasional dan Digital Banking Bank Jateng Rahadi Widayanto, Jumat (16/11) malam.

“Diluncurkannya transaksi nontunai ini berdasar kenyataan masih banyak masyarakat yang tidak terakses bank (unbanked). Hanya sekitar 36 persen penduduk dewasa di Indonesia yang memiliki rekening. Disebabkan bank sulit membuka cabang karena biaya tinggi. Juga dibutuhkan waktu dan biaya bagi masyarakat untuk pergi ke cabang bank terdekat,” katanya.

Dijelaskan, aplikasi yang bisa diunduh melalui playstore bernama e-bimaapps ini, dalam rangka mendukung penyelenggaraan transaksi nontunai di Jawa Tengah. Terlebih, pemerintah dan BI telah mencanangkan gerakan nasional nontunai (GNNT) tahun 2014 lalu. Tujuannya untuk mendorong penggunaan sistem pembayaran dan instrumen pembayaran nontunai.

“Target pemerintah melalui Kemenkominfo ada delapan juta UMKM menggunakan layanan digital pada tahun 2020. Maka kami sediakan sistem informasi dan sarana pendukung untuk pengelolaan keuangan ini,” tuturnya.

Menurut Rahadi, aplikasi ini hasil kerja sama dengan PT Telkom Indonesia. Sejumlah fitur yang dimiliki, antara lain, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, pembayaran PKB, donasi, transfer untuk pengguna layanan penuh, dan alat bayar belanja dan beli.

“Total merchant yang telah terakuisisi di area Magelang sebanyak 1.759. Lalu merchant yang telah dibukakan rekening 1.425 buah. Sedangkan merchant yang memiliki QR Code 1.053 buah. Untuk merchant yang telah memiliki QR di Kota Magelang 480,” jelasnya.

Adapun lokasi akuisisi merchant di Kota Magelang selain di PKL TVJ juga Pasar Rejowinangun, Pasar Kukila, Pasar Kebonpolo, Taman Badakan, dan PKL Sigaluh. Diharapkan masyarakat bisa beralih ke transaksi nontunai, meskipun ada beberapa kendala menantang.

“Ini tantangan kami, yakni budaya masyarakat yang masih nyaman bertransaksi dengan tunai, infrastruktur yang mendukung digitalisasi masih perlu pemerataan, dan cover area jaringan internet belum sepenuhnya mencakup Jawa Tengah,” ujarnya.

Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Pemkot Magelang Joko Budiyono mengaku gembira sentra kuliner TVJ dipilih sebagai proyek percontohan transaksi nontunai Bank Jateng ini. Aplikasi ini dinilai menjawab tantangan masyarakat untuk masuk ke era ekonomi digital yang direspons dengan digaungkannya Go Digital Vision 2020.

“Salah satu konsekuensinya, digitalisasi layanan keuangan yang semakin luas di tanah air. Pelan tapi pasti, masyarakat mulai digiring untuk beralih menjadi masyarakat yang bertransaksi tanpa uang tunai atau less cash society,” katanya.
Joko menambahkan, metode pembayaran nontunai juga dianggap memfasilitasi gaya hidup. Dalam pandangan yang lebih sederhana, pedagang tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian, menghindarkan dari peredaran uang palsu, dan memudahkan pembukuan. (dem/laz/fj)