SLEMAN – Puncak acara merti dusun Padukuhan Karang Bajang Desa Tlogoadi Mlati Sleman berlangsung meriah Sabtu (24/11). Acara diisi dengan kenduri dan tahlilan oleh warga Karang Bajang, serta dilanjutkan pentas jatilan Kubro Siswo.

Dikemas dalam Gelar Pentas Budaya tersebut merupakan wujud syukur warga kepada Tuhan atas limpahan dan karunia yang telah diberikan. Hadir kesempatan tersebut camat Mlati, Muspika kecamatan, Kepala Desa Tlogoadi, tokoh masyarakat, anggota dewan dan tamu undangan.

Dukuh Karang Bajang Suwardini mengatakan acara merti dusun menampilkan seluruh potensi yang dimiliki masyarakat Karang Bajang. Puncak acara digelar pentas budaya menampilkan tari-tarian, kesenian musik angklung pemuda Karang Bajang, Panembromo oleh kelompok seni suara Srikandi Laras dan pagelaran ketoprak mataram Langen Mudo Budoyo dengan judul Putri Hatnisari Joko Tunggul. “Kesenian yang masih lestari dan ditampilkan oleh warga,” ujarnya.

Ditambahkan, pagelaran ketoprak Putri Hatnisari Joko Tunggul mengisahkan tentang dua makhluk yakni Putri Hatnisari dan Joko Tunggul yang saling jatuh cinta. Tapi tidak bisa bersatu, hingga akhirnya Putri Hatnisari berubah menjadi burung merpati.

Merti dusun tersebut merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya. Pada tahun lalu puncak merti dusun diperingati dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Disamping itu sebagai ungkapan rasa syukur, memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong. Serta meningkatkan tali persaudaraan, mengenalkan kepada generasi muda akan pentingnya melestarikan budaya lokal.

Kepala Seksi Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) Dinas Pariwisata DIY Wardoyo mengapresiasi kegiatan Merti Dusun yang diselenggarakan warga Karang Bajang. Selain untuk mendukung kepariwisataan DIY, kegiatan ini menurut dia juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya guna menarik kunjungan wisata. (*/a1/pra/zl/mg3)