JOGJA – Seminar Nasional bertemakan Getting Close to Microbes-Biotechnology menghadirkan dua narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya yaitu Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Prof dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD dan Country Ambassador American Society for Microbiology Prof Dr Diana Waturangi, MSi, dan perwakilan Unisa Jogjakarta Nosa Septiana Anindita, SPt, M.Biotech.

Ketua panitia seminar nasional Wiwit Probowati, Ssi, M.Biotech menjelaskan, Mikrobiologi merupakan salah satu cikal bakal lahirnya ilmu Bioteknologi yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan inovasi mutakhir seperti penemuan teknologi protein rekombinan, pengembangan probiotik dan lain sebagainya.

Pemahaman dan Pengetahuan mengenai perkembangan yang begitu pesat dalam bidang ini masih terbatas pada orang-orang yang mendalami ilmu tersebut. Hal ini berakibat pada kurangnya pemahaman masyarakat baik dalam mengaplikasikan ilmu maupun memanfaatkan produk-produk mikrobiologi-bioteknologi dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Dampak lain yang dapat terjadi adalah terjadinya kesalah pahaman sehingga terjadi aksi anti produk-produk mikrobiologi-bioteknologi. Perlu dilakukan suatu usaha untuk mengenalkan ilmu dan teknologi tersebut kepada masyarakat agar manfaat yang diberikan semakin besar dan meminimalisir terjadinya kesalah pahaman.

Ali Ghufron dalam paparannya mengatakan ada dua inti ilmu dari Bioteknologi, yaitu Bioteknologi pertanian yang kaitannya dengan pangan dan yang kedua Bioteknologi kesehatan terutama mikrobiologi yang kaitanya dengan vaksin dan pengembangan antibiotic.

”Jadi bagaimana tanaman, hewan, ataupun mikroorganisme itu sendiri kita modifikasi sedemikian rupa dengan teknologi hingga hasil dari tanaman produk dari pertanian ini lebih baik,” ucap Ghufron.

Lebih lanjut Ghufron mengatakan, masuk era microbes hendaknya kita harus mulai melakukan inovasi agar tidak ketinggalan karena banyak pekerjaan yang diganti dengan mesin. Agar bisa berinovasi perlu mengembangkan 4C yaitu critical thinking, creativity, communication dan collaboration.

Seminar ini dihadiri sekitar 150 peserta baik dari Unisa sendiri maupun dari institusi lain yakni guru biologi SMU/sederajat, dosen, mahasiswa dan masyarakat umum. (ila)