JOGJA – Kocok ulang masal pejabat eselon II a dan II b bakal terjadi di Pemprov DIJ.  Separo lebih jabatan akan mengalami pergeseran. Posisi itu meliputi kepala dinas, badan, inspektur, sekretaris DPRD, kepala biro, dan direktur RS Grhasia

Bongkar pasang pejabat itu tak lepas berlakunya perubahan Perdais No. 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah DIJ. Mulai 1 Januari 2019 pemprov bakal memberlakukan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) baru. Ada beberapa instansi bubar dan lebur dengan lembaga baru. Ada pula organisasi perangkat daerah (OPD) baru.

Sejak akhir Oktober lalu Sekprov DIJ Gatot Saptadi telah mengumumkan adanya seleksi terbuka eselon II a dan II b. Berbeda dengan tiga lelang jabatan sebelumnya, kali ini posisi yang dilelang tidak semuanya lowong. Sebagian justru pejabatnya masih aktif. Bahkan beberapa posisi yang dilelang itu merupakan jabatan yang ditempati para pejabat hasil lelang 2016 dan 2017 silam.

“Ini menjadi pertanyaan yang menggelisahkan para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemprov. Kegelisahan  itu sangat terasa dan ikut kami dengar,” ungkap Wakil Ketua DPRD DIJ Arif Noor Hartanto di ruang kerjanya kemarin (13/12).

Inung, sapaan akrabnya, mengungkapkan kebutuhan pemprov mestinya bukan semata saat seleksi. Namun juga pascaseleksi. Dari pengamatannya, para pejabat yang dihasilkan lewat lelang rata-rata tidak lebih dari dua tahun.

“Mestinya ada kepastian. Jangan baru seumur jagung sudah digeser. Itu menimbulkan ketidakpastian dan mengundang ketidakpercayaan,” ingatnya.

Pernyataan Inung merujuk pengumuman No. 821/14813/Pansel JPT DIY/2018 yang ditandatangani Sekprov DIJ Gatot Saptadi pada 26 Oktober 2018. Ada delapan jabatan yang dilelang.  Yakni Inspektur, Sekwan DPRD , kepala dinas kebudayaan, kepala dinas pariwisata, kepala biro administrasi perekonomian dan SDA, direktur RS Jiwa Grahsia, wakil kepala dinas PUP dan ESDM,  dan wakil kepala dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga. Lima di antaranya masih dijabat pejabat aktif. Yaitu Inspektur DIJ Hananto Hadi Purnomo, Sekwan DPRD DIJ Beny Suharsono, Kepala Dinas Pariwisata DIJ Aris Riyanta, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Sugeng Purwanta, dan Direktur RS Grhasia Etty Kumulowati. Selain Aris, empat orang lainnya merupakan pejabat yang dihasilkan dari lelang jabatan pada 2016 dan 2017 lalu. “Ini perlu ada keterbukaan. Kenapa mereka yang dihasilkan lewat lelang malah digeser, tapi posisi yang sejak lama lowong sengaja dibiarkan kosong,” ujarnya. Jabatan lowong tapi tidak ikut dilelang itu seperti kepala dinas PUP dan ESDM, kepala biro tata pemerintahan dan dua asisten.

Di sisi lain, sebuah sumber di Kepatihan mengungkapkan, pengumuman pejabat hasil lelang jilid IV itu tinggal menunggu waktu. “Ibarat lagu tinggal menghitung hari. Habis Natal, ada pelantikan besar-besaran,” ujarnya.

Lantas siapa saja nama yang lolos? Sumber itu membisiki salah seorang pejabat yang 90 persen bakal mengalami promosi adalah Kepala Biro Umum Haryanta. Birokrat yang tinggal di Kepuh, Gondokusuman, Jogja itu bakal diplot sebagai Sekwan menggantikan Beny. “Haryanta dapat rangking satu. Disusul Budi Nugroho dari Setwan dan Maladi dari BLH di urutan ketiga,” cerita sumber itu.

Dari jabatan Sekwan, Beny ada kemungkinan digeser menjadi asisten keistimewaan DIJ. Dia menggeser Didik Purwadi. Kabarnya Didik akan dikembalikan ke UGM,  tempat asalnya sebagai dosen.

Kursi yang ditinggalkan Haryanta bakal diisi Bagiya Rahamadi yang sekarang mengepalai Samsat Kulonprogo. Posisi kepala dinas pariwisata ada peluang besar ditempati Erlina Hidayati Sumardi yang saat ini menjabat salah satu Kabid di Dinas Kebudayaan DIJ. Aris Riyanta akan ditarik menjadi salah satu asisten. “Kalau tidak asisten ya menjabat kepala dinas perindag,” lanjut sumber itu.

Bagaimana dengan Hananto? Posisinya belum begitu jelas. Ada tiga kemungkinan. Staf ahli, kepala Dinas PUP dan ESDM, atau kepala badan diklat. Pengganti Hananto kemungkinan besar diisi Wiyos Santoso, salah seorang Kabid DPPKA DIJ.

Untuk posisi wakil kepala Dinas PUP dan ESDM, kans kuat diiisi Ni Made Dwipanti Indrayanti. Dia saat ini masih menjabat salah satu Kabid Bappeda DIJ. Jika nanti Made benar-benar lolos, dia menjadi Kabid keempat Bappeda yang melenggang ke eselon II. Menyusul jejak tiga koleganya yang promosi lebih dulu. “Ada syarat tidak tertulis, kalau ingin menjadi eselon II, maka jadilah Kabid di Bappeda,” kelakar sumber itu.

Terpisah, Sekprov DIJ Gatot Saptadi memastikan pelantikan pejabat dijadwalkan sebelum pergantian tahun. Saat ditanya soal bocoran nama-nama yang lolos, Gatot enggan memberikan komentar. “Tunggu saja tanggal mainnya,” elaknya. Namun saat disinggung nama Haryanta menjadi Sekwan, Gatot justru bertanya balik. “Kira-kira cocok nggak kalau jadi Sekwan?” ujarnya.

Entah kebetulan atau tidak, saat Komisi A DPRD DIJ berkunjung ke Bali pada 10-13 Desember, Haryanta dan Beny berada dalam satu rombongan. “Pak Haryanta sempat digojeki. Ikut ke Bali sembari magang sebelum jadi Sekwan,” ungkap salah seorang peserta kunker yang enggan disebut namanya. Tak hanya itu, selama di Bali antara Haryanta dan Beny juga terlibat diskusi intensif dengan Ketua Komisi A Eko Suwanto. (kus/yog)