Saat nonton film DC Extended Universe, saya benar-benar harus melepaskan pandangan, ekspektasi, dan jalan cerita serta efek-efek lain film Marvel yang selama ini sudah masuk ke sel-sel di otak saya. Betapa tidak, sejak beberapa tahun belakangan saya terlalu “addict” dengan film-film mereka yang saya anggap lengkap, dari sisi action, comedy, dan “lanjutan” film berikutnya usai credit title berakhir.
Bagi saya, Aquaman, menjadi film favorit kedua dari DC Comics setelah The Dark Knight. Kedua film ini disajikan dengan resep dan mungkin racikan bumbu yang bertolak belakang. Namun dari sisi pengambilan gambar dan visual effect-nya sama-sama memanjakan mata.
Film ini memiliki beban berat untuk mengenalkan karakter yang diperankan oleh Jason Momoa ini. Dimulai dari latar belakang keluarganya, kehidupan di bawah laut, hingga pada konflik perang antara dunia permukaan dan bawah laut yang dirangkum dalam dalam dua jam dua puluh tiga menit.
Meski lengkap banget dari pengenalan karakter awal, tapi bukan berarti minim action. Film ini justru menyajikan action yang intens mulai dari awal hingga akhir cerita. Bahkan, salah satu lawannya, si bajak laut, justru terlihat keren saat dia merakit sebuah senjata yang dia dapatkan dari dunia bawah laut.
Di sisi lain, kenapa film ini terasa cukup dekat dengan saya yang terlalu Marvel Addict adalah Aquaman menyajikan candaan yang segar, meski tak sampai membuat terpingkal, tapi lumayan lah. Di beberapa dialog juga menyerempet isu-isu lingkungan, di mana manusia yang tinggal di dunia permukaan telah mencemari lautan. Di salah satu adegannya, penghuni bawah laut “mengembalikan” semua sampah yang ada di laut ke daratan. Dan, mungkin dari sinilah saya lantas menyadari bahwa membeli sedotan stainless dan bambu menjadi resolusi tahun depan yang harus dilakukan sebagai salah satu cara mengurangi sampah plastik.
Overall, film ini layak diberikan acungan jempol dari semua sisi saya rasa menarik dan menghibur. Apalagi dengan rating 13+, film ini sangat aman untuk anak-anak. Adegan kissing antara Aquaman dan Mera saja di-cut. Tapi tetap ada beberapa scene kissing yang ditampilkan di akhir film, jadi siap-siap tutup mata anak anda di sesi-sesi akhir. (ila)
*Penulis adalah wartawan yang juga pecinta makanan manis, guyonan segar, dan film-film detektif. Pun penggemar musik-musik dari lintas genre asal bisa membuat kepala manggut-manggut.