GUNUNGKIDUL – Makanan yang mengandung zat berbahaya masih ditemukan di pasar rakyat. Kamis (20/12) Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIJ melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Playen. Hasilnya, BPOM menemukan empat makanan mengandung rodamin B dan boraks.
”Dari 12 sampel kerupuk dan pengembang makanan yang diambil, empat di antaranya mengandung Rodamin B atau pewarna tekstil dan boraks,” jelas Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi BBPOM Diah Cahyono Wati di sela pengawasan pengecekan makanan dan minuman.
Dengan temuan ini, Diah memastikan BBPOM bakal melakukan koordinasi lintas sektor. Itu untuk evaluasi sekaligus meningkatkan kepedulian konsumen terhadap makanan. Tujuannya agar konsumen semakin cerdas dan selektif membeli makanan.
”Dengan begitu, makanan yang mengandung zat berbahaya pasti akan ditinggalkan,” ucapnya.
Kendati begitu, Diah juga berharap pedagang dan produsen yang menjual makanan berbahaya menyadari kesalahannya.
Dalam kesempatan itu, Diah memberikan kiat mengetahui makanan yang mengandung zat berbahaya. Makanan yang mengandung rodamin B biasanya terlihat pada warnanya. Pewarnaannya tidak merata.
”Juga ada bercak-bercak warna,” tuturnya.
Dia mengingatkan, makanan yang mengandung zat berbahaya harus dihindari. Lantaran sangat berbahaya terhadap kesehatan. Bisa menyebabkan kanker bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Pada bagian lain, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) kemarin juga menggelar pemantauan harga di pasar rakyat. Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIJ Probo Sukesi mengatakan, harga kebutuhan barang pokok menjelang Natal dan tahun baru masih cenderung stabil. Meski ada yang mengalami kenaikan.
”Cabai naik cukup signifikan hari ini (Kamis 20/11),” katanya.
Dari pantauan, selain cabai merah keriting, telur ayam juga mengalami kenaikan harga. Dari Rp 20 ribu naik menjadi Rp 28 ribu per kilogram.
Dia berharap inflasi pada akhir2018 tidak setinggi tahun lalu. Oleh sebab itu, dia akan terus memantau perkembangan harga. Meski inflasi di Gunungkidul paling kecil dibanding kabupaten/kota di DIJ. (gun/zam/fn)