PDAM Tirta Handayani Gunungkidul Minggu (23/12) genap berusia 29 tahun. Badan usaha milik daerah (BUMD) yang berdiri pada 1989 ini punya sejumlah misi. Di antaranya, memberikan pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat secara adil, merata, kontinyu, dan sehat.
Dalam perjalanannya, perusahaan pelat merah ini tidak hanya menjadi penyedia air minum bagi masyarakat. Melainkan juga menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Lantaran sambungan rumah (SR) yang terjangkau layanan PDAM terus bertambah. Saat ini mencapai 47.268 SR.
”PDAM Tirta Handayani Gunungkidul saat ini melayani 55,32 persen dari total jumlah penduduk Gunungkidul. Dan, cakupan pelayanan PDAM adalah 80,51 persen dari total jumlah penduduk dalam wilayah pelayanan PDAM,” kata Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Isnawan Febriyanto saat dihubungi Minggu (23/12).
Diketahui, Kabupaten Gunungkidul terdiri 18 kecamatan, 144 desa, 1.416 dusun, 1.583 RW dan 6.844 RT. Jumlah penduduknya 756.024 jiwa.
Menurutnya, ada beberapa tolok-ukur keberhasilan kinerja. Dalam pengelolaan perusahaan, contohnya, melalui audit kinerja. Nah, PDAM setiap tahun melakukan audit kinerja. Hasilnya, kinerja PDAM dinilai baik dan sehat. Perusahaan pelat merah ini juga meminta kantor akuntan publik untuk melakukan audit keuangan.
”Setiap tahun PDAM Tirta Handayani memperoleh predikat dengan opini wajar tanpa pengecualian (WTP),” ucapnya bangga.
Isnawan menegaskan, keberhasilan ini harus dipertahankan sekaligus dikembangkan. Itu salah satunya ditandai dengan upaya menambah jumlah pelanggan baru. Saat ini jumlahnya 47.268 pelanggan. Itu meningkat dibanding jumlah pelanggan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada 2014, misalnya, jumlah pelanggan baru 38.081. Kemudian, bertambah menjadi 45.466 pelanggan pada 2017.
Bertambahnya jumlah pelanggan ini, Isnawan melihat, karena sejumlah faktor. Yang paling kentara adalah status Kabupaten Gunungkidul sebagai kota tujuan wisata. Hal ini berdampak menjamurnya sarana prasarana baru yang berdiri. Tumbuhnya kompleks perumahan baru juga mendorong jumlah pelanggan PDAM bertambah.
”Potensi-potensi ini yang mendorong kami untuk melakukan pengembangan,” katanya.
Ketika disinggung mengenai kemudahan pelayanan, Isnawan mengungkapkan, PDAM telah menyediakan berbagai fasilitas. Salah satunya, loket pembayaran. Ada beberapa pihak yang ditunjuk PDAM sebagai tempat pembayaran. Yakni, Kantor Pos, BPD DIY, BRI, BTN, BNI, PPOB (Teleanjar), dan Fortuna Mediatama.
Sedangkan penggunaan teknologi informasi, antara lain, berupa aplikasi pembacaan meter air. Melalui aplikasi ini, pelanggan bisa langsung mengetahui berapa kewajiban yang harus dibayar. Setiap petugas juga dilengkapi dengan aplikasi pembaca meter.
”Kedua aplikasi telah terintegrasi dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM yang bisa dikontrol secara realtime,” ungkap Isnawan menekankan pemanfaatan teknologi informasi sebagai upaya mendekatkan pelanggan.
Dikatakan, PDAM juga memberikan apresiasi kepada pelanggan. Pelanggan yang tertib membayar diikutkan sebagai peserta undian berhadiah. Ada berbagai hadiah yang disediakan. Mulai sepeda motor, barang elektronik, peralatan rumah tangga, hingga sepeda. Apresiasi ini sebagai salah satu bentuk komunikasi PDAM dengan para pelanggan.
”Harapannya, pelanggan tidak menunda kewajibannya dalam penggunaan air minum. Syukur-syukur dapat hadiah,” selorohnya.
Dalam kesempatan itu, Isnawan juga menyinggung serangkaian kegiatan untuk menyemarakkan Peringatan Ke-29 Hari Ulang Tahun (HUT) PDAM. Di antaranya, pemeriksaan kesehatan, donor darah, senam sehat bersama, dan lomba pengagungan antarcabang. Juga anjangsana ke beberapa mantan pimpinan PDAM. (gun/zam/fn)