JOGJA – Bertepatan Dies Natalis ke-60 Instiper Jogjakarta belum lama ini, diresmikan (soft launching) edukasi wisata atau edutourism Stiper Techno Agro Forest Edu Park (STAFEP). STAFEP ini sebagai salah satu penegas posisi Instiper sebagai pusat edukasi masyarakat luas.
Rektor Instiper Purwadi mengatakan, STAFEP merupakan salah satu misi kampus yang akhirnya terwujud. Instiper adalah taman pintar perkebunan, kehutanan dan industrinya di mana program ini akan menjadikan Instiper sebagai perguruan tinggi terbuka bagi setiap insan masyarakat yang ingin memperoleh pengetahuan tentang perkebunan, kehutanan dan industrinya.
“Instiper membuka diri menyingkap tirai lembaga pengetahuan agar tidak menjadi institusi menara gading, di mana masyarakat sulit dan takut mengaksesnya. STAFEP ini diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata pendidikan terkemuka di Jogjakarta,” paparnya
STAFEP terdiri atas 11 stasiun yaitu Arboretum Kehutanan, Laboratoriun Kehutanan, Pemutaran Film Indonesia Raya di AudiTeather, Galeri Perkebunan (sawit), Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil, Pilot Plan, Laboratorium AI dan Robotik, Alat-Mesin Pertanian, Laboratorium Kultur Jaringan, Green House Pendidikan dan terakhir Smart Green House.
STAFEP disinyalir sebagai pusat ilmu, teknologi, dan pengetahuan tentang Indonesia dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan berikut industri hulu hingga hilirnya.
Secara resmi Edutourism Instiper itu akan dibuka untuk umum awal bulan Januari ini. Nantinya semua kalangan termasuk siswa dan akademisi bisa belajar bersama di kawasan tersebut.
“Kami berharap Presiden Joko Widodo bisa meresmikan langsung fasilitas baru Instiper ini. Juga nantinya siapa saja pengunjung bisa mendapatkan edukasi sambil berwisata, bahkan tertarik mempelajari lebih dalam,” ungkapnya.
Disebutkan Purwadi, lewat STAFEP ini masyarakat bisa mempelajari sejarah dan industri perkebunan kelapa sawit Indonesia. Proses budidaya kelapa sawit, produk turunan kelapa sawit hingga perkembangan teknologi di industri kelapa sawit ditampilkan, baik dalam rupa diorama maupun audio visual dalam bentuk film.
STAFEP sendiri saat ini sedang dalam tahapan penyelesaian akhir untuk melengkapi koleksi yang hendak ditampilkan pada para pengunjung. Beberapa perusahaan swasta pun diajak bergabung untuk mengoneksikan antara kampus dan industri yang selama ini telah terjalin cukup baik di Instiper.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Ismunandar yang hadir dalam agenda puncak Dies Natalis ke-60 Instiper, turut menyampaikan harapan agar perguruan tinggi ini mampu mengkombinasikan kebutuhan akademik, industri serta kebutuhan masa depan.
“Pemerintah berharap perguruan tinggi mampu beradaptasi dan menghasilkan alumni yang siap bekerja di bidang industri. Kami berharap Instiper bisa mengombinasikan kebutuhan akademik, industri dan kebutuhan masa depan,” tandasnya.
Pengunjung akan diajak mengikuti rute STAFEP yang dimulai dari halaman Grha Instiper, kemudian menyusuri jalan setapak di dalam arboretum Instiper. Di Arboretum, pengunjung dapat mengenal 44 jenis tanaman unggulan nusantara. Selain melihat tanamannya, pengunjung dapat memindai barcode yang ada di papan keterangan untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang spesies itu.
Setelah dari arboretum pengunjung akan diajak ke Laboratorium Gaharu untuk melihat proses destilasi kayu Gaharu sebagai bahan minyak wangi dan pembiakan inolukan Gaharu. Selanjutnya pengunjung akan menyaksikan video dokumenter yang menceritakan tentang kekayaan alam dan perkembangan perkebunan serta posisi Instiper dalam perkembangan perkebunan dan kehutanan di Indonesia di Instiper Auditheater.
Selanjutnya pengunjung akan diajak untuk melihat smart laboratory, laboratorium AIRICA, laboratorium robotik, pilot plant, dan selanjutnya akan menuju gedung perpustakaan pusat untuk melihat digital library dan galeri perkebunan. Di bagian lantai dasar dari gedung perpustakaan pusat, pengunjung dapat mempelajari lebih dalam tentang perkebunan kelapa sawit di Stiper Center of Palm Oil Knowledge. Stiper Center of Palm Oil Knowledge berisi informasi tentang sejarah perkebunan kelapa sawit di Indonesia, proses budidaya, pengolahan kelapa sawit, berbagai produk olahan dari buah hingga limbah kelapa sawit.
Humas Instiper Betti Yuniasih menjelaskan, pengembangan STAFEP di kampus Instiper merupakan salah satu bentuk diseminasi pengetahuan tentang perkebunan dan kehutanan ke masyarakat umum. Melalui galeri perkebunan, masyarakat dapat melihat berbagai jenis komoditas perkebunan dan berbagai produk hasil olahan dari komoditas seperti kopi, kakao, teh, dan lain-lain. (ita/laz)