Maya Sintowati Pandji (RADAR JOGJA FILE)

BANTUL – Jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) cenderung meningkat setiap tahunnya. Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, jumlah ODHA pada 2018, misalnya, 220 0rang. Jumlah ini meningkat tajam dibanding 2017. Yang hanya berjumlah 57 orang.

Kepala Dinkes Bantul Maya Sintowati Panji mengungkapkan, fenomena ODHA memang bagaikan gunung es. Yang terdeteksi hanya sebagian kecil. Jadi, lonjakan tajam jumlah ODHA pada 2018 menunjukkan bahwa jamak pengidap penyakit mematikan itu belum terdata pada tahun sebelumnya.

”Yang kami data ber-KTP Bantul,” jelas Maya, sapaannya, di kantornya Selasa  (15/1).

Dengan detail, Maya merinci, 220 ODHA di antaranya mengidap HIV. Jumlahnya 184 orang. Sedangkan pengidap AIDS 36 orang. Begitu pula pada 2017. Dari 57 ODHA, sebanyak 48 di antaranya merupakan pengidap HIV.

Sisanya AIDS. Nah, jumlah ODHA yang terdeteksi ini mendapat perhatian serius. Dinas menganjurkan mereka rutin mengonsumsi antiretroviral (ARV). Juga meminta mereka mengubah perilaku. Agar penyakit yang disebabkan retrovirus itu tidak menular.

”Yang terdeteksi ini memang kami maintenance,” ucapnya.

Meski meningkat tajam, pejabat kelahiran Magelang, Jawa Tengah, ini memastikan stok ARV aman. Hingga satu tahun ke depan. Toh, tidak semua ODHA bertempat tinggal di Bumi Projotamansari. Dengan begitu, ODHA tidak perlu khawatir. Menyusul kabar Kementerian Kesehatan gagal melaksanakan tender pengadaan ARV.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Bantul Sriwahyu Joko Santoso menambahkan, jumlah ODHA yang rutin melakukan pengobatan di bawah angka 100. Itu pun tidak semuanya berdomisili Bantul. Sebagian berasal dari kabupaten/kota di DIJ.

”Temuan (ODHA) memang ada yang dari RSUP Sardjito. Ada pula dari puskesmas di Kota Jogja,” ucapnya.

Temuan lain yang cukup mencengangkan adalah pergeseran penularan HIV/AIDS. Okky, sapaan Sriwahyu Joko Santoso, mengungkapkan, penularan HIV/AIDS belakangan ini didominasi melalui hubungan seksual. Alias karena sering berganti pasangan. Penularan melalui media jarum suntik jarang ditemukan.

Dari data dinkes juga diketahui bahwa ODHA didominasi pria. Pada 2018, contohnya. Dari 184 pengidap HIV, 122 di antaranya laki-laki. Lainnya atau 62 adalah perempuan.

”Pada tahun-tahun sebelumnya juga seperti itu (didominasi laki-laki, Red),” ungkapnya.

Seperti Maya, Okky juga menekankan bahwa meningkatnya jumlah ODHA bukan karena pengidap HIV/AIDS meningkat.

”Melainkan berdasarkan deteksi dari pihak kami,” ungkapnya. (cr6/zam/fn)