JOGJA – Kawasan Taman parkir Ngabean Ngampilan kembali menjadi lokasi bentrok dua kubu massa dari PDIP dan PPP Minggu (27/1) sore. El Clasico Jogja itu diduga dipicu adanya pelemparan batu dari salah satu kelompok.

Dari pantauan Radar Jogja, di lokasi masih terlihat batu berserakan di tengah jalan. Tidak hanya itu, beberapa balok kayu juga sempat dibawa diamankan oleh polisi. Beberapa warga sekitar juga terlhat berhamburan menjauh, karena Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan dua kubu massa.

Di Jalan Letjen Suparpto, petugas Kepolisian membuat barikade agar massa dari utara tidak menuju ke area parkiran Ngabean. Namun sayangnya aksi lempar masih berlanjut. Beberapa massa menghujani batu ke arah barikade polisi.

Salah satu saksi mata yang berada di dekat lokasi, Surti, 57, mengungkapkan bentrokan pecah sekitar pukul 15.00. Awal mula bentrokan ketika ada beberapa orang yang melakukan pelemparan dari parkiran bus Ngabean. Lemparan dari beberapa orang tersebut kemudian dibalas oleh massa yang membawa atribut berwarna merah. Aksi saling lempar batu tersebut kemudian berlanjut hingga masuk ke area parkiran.

Dari kisah yang diceritakan Surti, beberapa kendaraan roda dua yang berada di area parkir Ngabean sempat dirusak. Beruntung beberapa polisi sudah bersiaga di lokasi ini, sehingga bisa memukul mundur massa.

Diakui Surti, perempatan Ngabean memang sudah menjadi langganan bentrok antar dua kubu partai tiap tahunnya. Itu dikarenakan dua wilayah yang di sisi utara merupakan kandang dari partai berlogo banteng, sedangkan di sisi selatan menjadi kandang partai berlambang Ka’bah. “Memang sering sini mas. Hampir tiap kampanye pasti ada tawuran,” ujarnya.

Kapolresta Jogja Kombes Pol Armaini juga turun sendiri memimpin pengamanan di Ngabean. Menurut dia untuk membubarkan massa, kepolisian sempat menembakan gas air mata dan tembakan peringatan. “Ini tadi pukul 18.30 suasana sudah kondusif kembali dan jalan sudah dibuka,” tuturnya

Armaini mengatakan awal mula kejadian tersebut memang berasal dari adanya beberapa orang melakukan pelemparan ke arah konvoi. Aksi itu memancing para peserta konvoi melakukan balasan. Sebelumnya, lanjut Armaini para pendukung partai berlogo kepala banteng tersebut telah melakukan kegiatan di halaman Stadion Mandala Krida terlebih dahulu.

“Setelah selesai dari Mandala beberapa orang kemudian melakukan konvoi dan kabarnya ada yang melakukan pelemparan di Ngabean,” ujar mantan Wakapolresta Aceh itu.

Kawasan Ngabean, lanjut di, memang menjadi perhatian bagi kepolisian. Hal tersebut karena kawasan tersebut memang menjadi titik konflik antar yang diduga berasal dari dua kubu partai. Dia mengaku sebelum adanya konvoi puluhan polisi juga sudah berjaga dilokasi. Sehingga kejadian bentrokan antar kedua kelompok massa tersebut bisa dicegah.

Saat melakukan pencegahan tersebut, beberapa personil polisi ada yang terkena lemparan batu oleh salah satu massa pendukung partai. Beruntung tidak ada korban jiwa dari kejadian tersebut. “Kalau dari kami (kepolisian) beberapa ada yang luka karena kena lemparan batu dan sudah dilakukan penanganan. Tapi yang terpenting adalah bentrokan antar kelompok ini tidak terjadi itu saja,” kata pria yang baru mendapat penghargaan dari Lembaga Strategis Kajian Kepolisian itu. (cr5/pra/tif)