SLEMAN – Warga di Kecamatan Seyegan, Sleman dikejutkan dengan adanya kejadian hujan es yang melanda wilayah tersebut. Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, kejadian tersebut berlangsung pukul 16.00.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menuturkan kejadian hujan es itu hanya terjadi di Seyegan. Selain hujan es, Seyegan juga dilanda hujan lebat disertai angin kencang. Kejadian tersebut di Desa Margokaton dan terjadi di lima titik. Kejadian itu membuat enam pohon tumbang, satu baliho roboh dan merusak dua rumah. “Dan tidak ada korban jiwa,” bebernya, Selasa (29/1).

Lebih lanjut dampak hujan angin itu meluas hingga Kecamatan Minggir. Terjadi di dua titik yaitu semuanya di Desa Sendangrejo. “Dua pohon tumbang, satu rumah rusak sedang danĀ  memutuskan satunjaringan listrik, nihil korban jiwa,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati Djoko Budiyono menuturkan salah satu penyebab munculnya hujan es adalah aktivitas awan kumolonimbus (CB). “Yaitu awan rendah yang pertumbuhannya vertikal menjulang ke atas,” jelas Djoko.

Awan itu, kata dia, berbentuk gumpalan seperti bunga kol dan menyerupai huruf T. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa puncak awan ini sangat tinggi hingga suhu bagian atas awan ini sudah minus. “Akibatnya, bentuk partikel diatasnya adalah kristal-kristal es. Kristal es di bagian atas inilah yang bisa turun ke bumi dalam bentuk es,” bebernya.

Penyebab jatuhnya es dari awan ini bisa karena adanya turbulensi atau golakan angin yang kuat. Bisa juga terpental ke bawah pada saat munculnya petir. “Awan CB ini umumnya terbentuk pada periode antara siang dan sore hari,” katanya.

Untuk saat ini, sambungnya, di wilayah DIJ masih berpotensi terbentuk awan-awan CB. Hal ini mengingat di wilayah DIJ masih terbentuk pola angin konvergensi atau pertemuan angin .

Selain itu, dia menjelaskan dampak lain yang bisa ditimbulkan dari awan CB ini selain hujan es adalah hujan lebat yg disertai petir dan angin kencang. Termasuk puting beliung.

Meskipun durasi hidupnya bersifat lokal dan pendek yaitu antara 1-2 jam, namun dampak yg ditimbulkan bisa cukup besar. “Oleh karena itu masyarakat kami imbau untuk mewaspadai bila di daerahnya muncul awan jenis CB ini,” pesannya. (har/ila)