TERINSPIRASI dari artikel muatan The New Times Magazine, film ini mengisahkan seorang aki-aki 90an tahun pembudi daya bunga dan mantan veteran perang yang pada masa kebangkrutan usahanya terperosok menjadi kurir kokain komoditas kartel dari Meksiko.
Dari proposisi ini, film merangkai jalinan ceritanya untuk menguak beberapa isu lainnya, yakni tentang penyesalan pribadi, pemikiran lintas generasi, dan sentimen rasisme di AS. Di sini Clint Eastwood berperan ganda sebagai sutradara sekaligus pemeran utamanya.
Karya Clint Eastwood terakhir yang saya puji-puji adalah Sully. Di sana, konsentrasinya tak tersita untuk memainkan peran. Faktor potensial pemecah fokus karena beperan gandalah yang membuat saya merasa film ini tak secemerlang Sully. Dari segi penyutradaraan, ritme dan penyuntingan film ini terasa kurang nyaman disimak pada babak awalnya. Lebih-lebih saat transisi periode. Sungguh terasa kasar. Yang membuatku bertahan menyimak film ini adalah, seperti halnya film-film garapan Tuan Eastwood lainnya, dia selalu menyelundupkan pesan sosial tentang AS.
Dari segi karakterisasi, yang paling terasa problematis dalam film ini adalah ironisnya justru si karakter utamanya sendiri karena dalam beberapa momen penonton akan merasa si aki-aki ini terlampau naif. Walau begitu, interaksi dengan karakter lainnya yang tersebar sepanjang film ini membuat karakter si aki ini berkembang. Ia merepresentasikan generasi yang nyaris tak punya tempat nyaman di tengah masyarakat, perlahan2-lahan menjadi generasi yang terpinggirkan jua.
Lewat gagasan representasi inilah, menurut saya, film ini bisa tampak bersinar. Ia seolah-olah kenal betul keadaan di masa senja dengan segala persoalan dan tantangan adaptasi lingkungannya. Film ini tetaplah drama sepi dengan titik berat dialog per dialog tipikal karyanya Clint Eastwood, tapi minus pengadeganan yang solid. Bagaimanapun, film ini membicarakan secara apik proses orang (yang) tua dalam menangani persoalan hidupnya dari perspektif orang (yang) tua. (ila)
*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara.