KULONPROGO – Warga tiga pedukuhan di Desa Kaligintung, Temon, menutup jalan ke Astana Girigondo, Kamis (14/2). Aksi tersebut buntut dari aktivitas penambangan tanah urug pembangunan bandara.

Dukuh Siwates, Ribut Yuwono mengatakan, warga mengizinkan truk tambang melintas wilayahnya. “Kami hanya ingin jalan diperbaiki. Jika itu dipenuhi, silakan tambang jalan lagi,” kata Ribut.

Penutupan diwarnai penanaman pohon pisang di jalan yang rusak. Warga memasang bambu menghalangi truk tambang melintas.

“Penambang berjanji memperbaiki jalan menggunakan pasir campur batu (sirtu). Ternyaya hanya ditambal menggunakan tanah. Saat hujan licin, membahayakan,” ujar Ribut.

Warga lain, Subiyanto mengatakan, perusahaan penambangan harus bertanggung jawab. Termasuk pemberian kompensasi kepada warga.
Kepala Desa Kaligintung, Harjono berharap, penambang ikut memelihara jalan. “Harus diperbaiki dengan sirtu, jangan tanah,” katanya.

Pemilik tambang, Desty Pujilestari mengatakan, persoalan tersebut hanya miskomunikasi. Kompensasi sudah dibayarkan melalui perangkat desa.
Dia mengaku bahwa penambang sudah memesan sirtu. Namun kiriman terlambat.

“Kami sudah kerahkan alat berat untuk mengerjakan perbaikan jalan. Sirtu sudah kami pesan,” ujar Desty. (tom/iwa/riz)