JOGJA – Banyak orang mengira penyakit toksoplasmosis disebabkan oleh kucing. Penyakit yang kerap dihubungkan dengan kemandulan pada perempuan itu nyatanya tidak semua ditularkan oleh hewan itu. Sri Mulyani, seorang dokter hewan, meyakini penyakit itu tak semata-mata disebabkan kucing.
“Kucing bukan satu-satunya penyebab utama penyebaran toxoplasma gondii,” ujar drh Sri Mulyani kepada Radar Jogja. Dia mengatakan, hewan-hewan lain pun bisa saja menularkan penyakit itu. Sapi, kambing, anjing, burung, bahkan sayur-sayuran mentah bisa menjadi penyebabnya. Terlebih jika manusia tidak memasak daging atau sayuran sampai matang. Ada bentuk-bentuk Toxoplasma yang kemungkinan terkandung di dalam daging dan sayuran mentah. Yakni takizoit dan bradizoit.
Sri mengungkapkan, jika kucing tidak diberi makan daging mentah atau setengah matang, maka kecil kemungkinan kucing terinfeksi Toxoplasma gondii. Itu adalah penyebaran dan perkembangbiakan Taxplasma secara aseksual di tubuh hewan yang terinfeksi. Ada juga penyakit itu berkembang biak secara seksual di tubuh kucing.
“Kakak saya yang keempat serta keponakan saya positif terinfeksi Toxoplasma karena sering makan sate kambing bakar dan steak,” ungkap dokter yang bekerja di Klinik Hewan Calico itu. Sedangkan, dia yang sedari kecil hidup bersama dan memelihara kucing tak mengalami hal itu. Keluarganya yang terinfeksi penyakit itu justru tidak memelihara kucing di rumahnya.
Sri pun lantas membagikan kiat-kiatnya memelihara kucing dan terhindar dari Toxoplasma. Pertama, mencuci tangan segera setelah memegang hewan. Lalu jangan memberi makan kucing dengan daging mentah atau setengah matang. Tak lupa membuang kotoran segera begitu kucing BAB serta menutup rapat plastik yang menampungnya. Kemudian, bersihkan lingkungan tempat tinggal kucing minimal sehari sekali.
Ada pun hal yang perlu diperhatikan saat mencuci tangan yakni gunakan sabun. Pakai juga desinfektan seperti alkohol yang disemprotkan ke tangan. Yang juga penting yakni memeriksakan kucing secara rutin minimal sebulan sekali ke dokter hewan. Tujuannya agar mendapatkan status kesehatan hewan. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta higienitas makanan juga mampu mencegah munculnya Toxoplasma.
Sri menyarankan agar pemilik hewan memberi catfood dengan nutrisi lengkap. Gunanya agar kucing terbebas dari penyakit menular atau zoonis. Pemilik hewan juga harus memperhatikan suasana hati kucing agar tidak stres. Ada pun hal-hal yang bisa memicu kucing stres yakni ganti pemilik, pindah tempat atau lingkungan baru, ganti pakan, tidak suka air saat dimandikan, hingga tidak terbiasa mendengar suara gaduh.
Untuk mengatasi kucing yang stres, usahakan untuk tidak menaruhnya di tempat yang kerap menjadi lalu lalang orang. “Kalau perlu ditutup kandangnya dengan kain,” saran Sri. Selanjutnya, beri vitamin yang cukup, serta makanan dan minuman sesuai selera. Jika dalam dua hari kucing tidak mau makan dan minum, terpaksa disuap makanan yang lembek. Ditambah infuse dan inhecti vitamin.
Perlu diperhatikan pula, kucing yang stres berpengaruh pada kesehatannya. Sebab, imun tubuh kucing menurun. Akibatnya virus dan bakteri mudah menginfeksi. Sri pun mengingatkan, bagi pemilik yang tidur satu kamar dengan kucingnya, perlu menjaga kebersihan. Terlebih mahasiswa kos yang memelihara kucing di kamarnya. “Pemilik yang jadi satu dengan hewannya juga harus memastikan dia tidak alergi terhadap bulu kucing,” tuturnya. (cr9/cr7/laz)