PURWOREJO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Agroklimat di Kecamatan Bener (18/2). Kegiatan untuk meningkatkan penguasaan petani terhadap iklim dan diseminasi iklim untuk pertanian. Melibatkan puluhan petani. Juga diikuti penyuluh pertanian. “Memahami iklim sangat diperlukan oleh petani,” kata Ketua Balai Besar Wilayah II Ciputat, Joko Siswanto.

Menurut dia, ketrampilan membaca iklim harus dikuasai petani. Agar tingkat panennya baik. Petani diarahkan untuk mengganti kalender pranotomongso yang selama ini mereka pakai.

“Banyak orang menilai jika kalender pranotomongso sudah kurang relevan untuk referensi,” ujar Joko.
Joko menyadari, pada awalnya petani akan kesulitan mempelajari iklim. Pelatihan tersebut setidaknya memberikan dasar kepada petani yang selanjutnya bisa dipelajari menggunakan aplikasi Android.

Kepala DPPKP Purworejo, Bambang Jati Asmoro mengatakan, petani sudah dikenalkan konsep pertanian digital atau digital farming. Memudahkan petani mengakses informasi curah hujan, suhu udara dan iklim.
“Selain bisa diakses lewat gadget Android. Bisa juga dengan layanan SMS sebelum, atau pascapenanaman,” kata Bambang.

Anggota Komisi V DPR RI, Sudjadi menyoroti pentingnya regenerasi petani. Saat ini rata-rata telah berusia lebih dari 40 tahun.
Dia optimistis penggunaan teknologi pertanian dapat menarik minat kaum milenial menekuni profesi tani. Karena teknologi dapat mempermudah pekerjaan petani.
“Sekarang banyak program dari pemerintah yang memudahkan petani. Baik melalui pelatihan ataupun pembangunan insfrastruktur desa,” kata Sudjadi. (udi/iwa/fj/mg2)