MENINGKATNYA aktivitas Merapi berdampak sepinya kawasan wisata Kaliurang. “Jumlah pengunjung menurun hingga 25 persen sejak lima bulan terakhir,” ungkap Suraji, petugas pintu retribusi Kaliurang, kemarin.
Menurutnya, banyak wisatawan bertanya kondisi Merapi terkini. Demi keamanan mereka saat berwisata. Terkait hal itu, Suraji tetap berpegang pada rekomendasi BPPTKG Jogjakarta. Untuk tidak mendekati radius tiga kilometer dari puncak Merapi. “Wisatawan silakan berwisata,” pintanya.
Jasa wisata Jip lava tour turut terdampak. Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) sisi barat Dardiri mengaku harus menambah satu paket baru untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Yaitu wisata malam. Untuk melihat lelehan lava pihar. “Tentu dengan jarak aman yang telah direkomendasikan (BPPTKG Jogjakarta, Red),” tegasnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mewanti-wanti masyarakat lereng Merapi untuk siap menghadapi segala risiko. Terutama warga di bantaran Kali Gendol. “Masyarakat harus waspada. Sebab (awan panas, Red) arahnya ke sana (Gendol, Red),” tuturnya.
Bupati menegaskan, pemerintah daerah siap menghadapi erupsi Merapi. Dia minta jajarannya mengecek seluruh barak pengungsian. Dan melakukan studi kelayakan bangunannya. Sri tak ingin kejadian yang menimpa barak di Balai Desa Donokerto, Turi terulang. Barak tersebut roboh setelah dilanda hujan dan angin kencang Jumat (22/2) lalu. “Bila memungkinkan segera diperbaiki. Supaya bisa digunakan untuk aktivitas warga atau untuk barak pengungsian,” katanya.
Sri tak ingin barak dibiarkan kosong. Dia khawatir tidak ada yang tahu jika barak mengalami kerusakan. (har/yog/tif)