JOGJA – Sri Sultan Hamengku Buwono X memiliki peran sangat besar terhadap kembalinya naskah-naskah kuno milik Keraton Yogyakarta. Manuskrip yang dibawa pasukan Inggris ke negerinya itu sedikit demi sedikit kembali ke Keraton Yogyakarta.

Ketua Panitia Simposium Internasional Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta GKR Hayu mengatakan, sejak tahun 2018 lalu Sri Sultan HB X secara intensif menjalin kerja sama dengan British Library. Kerja sama tersebut untuk meminta sedikit demi sedikit digitalisasi manuskrip Keraton Yogyakarta yang ada di Inggris.

“Saya harap ini menjadi suatu titik awal untuk mengembalikan semua yang ada di keraton, baik itu dari Inggris, Belanda, atau belahan negara lainnya,” tuturnya.

Menurut GKR Hayu, ada banyak sekali naskah-naskah peninggalan sejarah Keraton Yogyakarta yang hilang. Dari sekitar 600 jumlah total manuskrip yang dimiliki Keraton Yogyakarta, sebanyak 75 macam berhasil ditemukan di British Library.

“Jadi, baru sepuluh persen. Sedikit saja,” kata GKR Hayu.
Manuskrip yang ditemukan di British Library itu kemudian didigitalisasi. Manuskrip tersebut diteliti satu per satu. Proses digitalisasi tidak mudah. Prosesnya sangat sulit. Selain itu, biayanya tidak murah. (cr9/amd/mg4)