KULONPROGO – Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS ) Jogjakarta bekerjasama dengan Jaringan Inklusi Kulon Progo (Jarik Rogo) didukung Yayasan Satunama dan The Asia Foundation menggelar Workshop Menuju Kecamatan Iklusi, di Pendopo Kecamatan Sentolo, Kamis (7/3).

Menejer LKiS Tri Noviana mengatakan, pihaknya mendorong lahirnya aparatur yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan mewujudkan kabupaten inklusi. Sebab, berdasakan UU No 13/2012 tentang Keistimewaan dan UU No 6/2014 tentang Desa, ada spirit untuk mewujudkan pembangunan inklusi di tingkat desa dan kabupaten. “Kami bekerjasama juga dengan Pemkab Kulonprogo dan kegiatan seperti ini sudah kami lakukan beberapa kali di Sentolo,” katanya.

Menurutnya, melalui kegiatan kali ini diharapkan bisa memberikan tambahan pemahaman dan mumutus matarantai eksklusi sosial bagi kelompok-kelompok marjinal, minoritas dan lemah dalam proses pembangunan nasional.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P2A) Kabupaten Kulonprogo Eka Pranyata menjelaskan, kegiatan ini sebagai upaya membangun dan mengembangkan lingkungan yang semakin terbuka. Juga bisa mengajak semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, dan budaya untuk sadar.
Menurutnya, mandatnya bukan hanya kabupaten inklusi. Tetapi desa inklusi yang bisa menerima segala keberagaman, memberikan pelayanan yang aksesible untuk semua orang, dan mampu memberikan rasa aman, kenyamanan dan perlindungan kepada semua warganya.”Tanpa ada perbedaan,” ucapnya.

Sekretaris Dinas Dukcapil Wahyu Pujianto menambahkan, masyarakat sudah seharunysa lebih sadar terhadap pentingnya administrasi kependudukan. Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan juga tengah gencar diupayakan, meliputi program sadar kepemilikan dokumen kependudukan, program sadar pemutakhiran data penduduk. “Program sadar pemanfaatan data kependudukan serta program sadar melayani administrasi kependudukan menuju masyarakat yang bahagia,” jelasnya. (tom/din/mg4)