BANTUL – Padat karya infrastruktur di Kabupaten Bantul terpusat di 26 lokasi. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari 65 titik sasaran padat karya infrastruktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY.

Total anggaran padat karya infrastruktur yang dilaksanakan di kabupaten dan kota se-DIY mencapai  Rp 8,35  miliar. Tahun ini alokasi dana untuk Kabupaten Bantul menempati urutan pertama dengan nilai Rp 3,35 miliar.  Kegiatan padat karya infrastruktur dilakukan dengan mekanisme bantuan keuangan khusus (BKK) dari provinsi ke kabupaten dan kota se-DIY.

“Dari 26 lokasi itu, tercatat sebagian besar dimanfaatkan masyarakat membangun cor blok jalan. Jumlahnya ada 23 titik. Sisanya tiga lokasi digunakan membangun talud permukiman,” ujar Anggota Komisi D DPRD DIY Yoserizal, Senin(11/3).

Untuk setiap lokasi atau titik anggaran yang dikucurkan sebanyak Rp 129 juta. Terkait 26 lokasi padat karya infrastruktur di Bantul terbagi di Dusun Ngaran, Gilangharjo, Pandak, Dusun Gluntung Lor, Gunung Butak/ Gumulan, Caturharjo, Pandak, dan Dusun Kenalan, Bangunjiwo, Kasihan.

Kemudian Dusun Gedongan, Dusun Sembungan dan Dusun Ngatak yang semuanya masuk Desa Bangunjiwo, Kasihan. Selanjutnya Dusun Semuten, Jatimulyo, Dlingo, Dusun Tanjan, Temuwuh, Dlingo, dan Dusun Singosaren, Wukirsari, Imogiri.

Dusun Bondalem, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Dusun Kajorwetan, Selopamioro, Imogiri dan Dusun Sayegan, Srihardonoo, Pundong, Dusun Gadingdaton, Donotirto, Kretek dan Dusun Palangjiwan, Donotirto, Kretek. Lalu Dusun Palemgantung, Selopamioro, Imogiri dan Dusun Grogol 10, Parangtritis, Kretek, Bantul.

Yoserisal mengatakan, padat karya infrastruktur ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin. Juga masyarakat rentan yang terdiri atas korban pemutusan hubungan kerja (PHK), mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan lainnya.

“Rata-rata mereka memiliki berpendidikan tamatan SD hingga SLTP,” terang alumnus Fakultas Hukum UII Yogyakarta ini.

Lebih jauh dikatakan, padat karya infrastruktur membangun cor blok jalan dan talud permukiman sepanjang 450 meter.Padat karya infrastruktur di setiap lokasi menyerap sebanyak 52 tenaga kerja. Total pekerja yang terserap  mencapai 3.380 orang. Pelaksanaan kegiatan di setiap kabupaten dan kota se-DIY berbeda-beda waktunya.

Itu tergantung kesiapan masing-masing kabupaten dan kota. Kabupaten Bantul tergolong awal. Kegiatan diadakan di awal triwulan kedua 2019 ini atau April mendatang. Yoserizal berharap padat karya infrastruktur memberikan dampak peningkatan kegiatan perekonomian di masyarakat. Khususnya di kantong-kantong kemiskinan.

Selain itu, dapat mengurangi jumlah masyarakat penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin. Juga meningkatkan daya dukung alam, daya tampung lingkungan serta terpeliharanya kearifan lokal seperti semangat gotong royong.

Diyakini padat karya infrastruktur mendorong produktivitas warga.  Masyarakat dapat lebih berdaya. Sebab, kegiatan tersebut berasal dari usulan masyarakat. Pengerjaannya juga dilakukan  masyarakat setempat.

Pekerjaan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Khususnya di musim sepi kerja. Sifat pekerjaan memberikan penghasilan langsung kepada penganggur dan setengah penganggur sehingga bermanfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat.  Dalam ketentuan teknisnya, komponen alokasi biaya fisik kegiatan upah tenaga kerja dan pendukung lebih besar dari biaya bahan atau peralatan.

Di samping itu, selama kegiatan berjalan tak ada tuntutan ganti rugi dari masyarakat atas tanah, pohon atau tanamannya yang terkena lokasi padat karya. Pekerjaan padat karya infrastruktur tidak diizinkan diborongkan kepada pihak ketiga. Dengan begitu, pekerjaan tidak boleh digarap oleh pemborong.  Pengerjaannya juga memakai peralatan teknologi sederhana. Tidak menyewa atau menggunakan alat berat. (kus/mg2)