Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengeluarkan kebijakan khusus pascabencana banjir. Dia mengimbau sekolah yang terdampak serius bencana banjir dan longsor menunda berbagai kegiatan. Mulai ekstrakurikuler, kegiatan belajar mengajar, hingga pelaksanaan ujian akhir sekolah berbasis nasional (UASBN).
”Bagi sekolah yang tidak memungkinkan melaksanakan USBN, tidak ada masalah supaya ditunda,” jelas Baskara Aji, sapaannya, di gedung DPRD DIJ, Selasa (18/3).
Imbauan ini merespons kondisi beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Bantul dan Gunungkidul. Dia menyebut ada 15 sekolah yang terdampak parah bencana banjir. Berdasar laporan yang diterima dinas, hingga kemarin banjir yang merendam belasan sekolah itu sejak Minggu (17/3) petang masih belum surut. Seperti sekolah yang terletak di Kecamatan Imogiri, Pandak, dan Sanden. Juga sekolah yang berada di Kecamatan Tanjungsari dan Purwosari, Gunungkidul.
Sebaliknya, Baskara Aji justru mengimbau agar sekolah menggelar kerja bakti. Membersihkan lingkungan sekolah dari sisa-sisa banjir.
Dengan kebijakan penundaan, Baskara Aji meyakini tak berpengaruh terhadap kerusakan soal UASBN. Sebab, mayoritas soal UASBN telah berbasis komputer.
Kendati begitu, Baskara Aji mengingatkan agar sekolah memprioritaskan pengamanan berbagai dokumen dan aset. Terutama perangkat komputer. Lantaran pelaksanaan ujian nasional (unas) tinggal menghitung hari.
”Sejauh ini belum ada laporan komputer yang rusak,” ungkapnya.
Terkait persiapan pelaksanaan unas, Baskara Aji tak menampik terganggu dengan bencana bencana banjir. Setidaknya ada enam SMP (sekolah menengah pertama) yang gagal mengikuti geladi bersih unas kemarin. Salah satunya, SMP Muhammadiyah Pundong. Kendati begitu, Baskara Aji berkomitmen mengupayakan geladi bersih ulang bagi sekolah terdampak banjir.
”Kami telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar mau menyediakan waktu khusus (untuk geladi bersih ulang, Red),” katanya. (cr9/zam/tif)