BANTUL – Pemerintah Desa Ngestiharjo, Kasihan, bersama Magister Keperawatan UMY menggelar Pembentukan dan Pelatihan Sekolah Ibu Cerdas. Cerdas kepanjangan dari ceria, ekonomis, berdikari, agamis, dan sehat.
Acara tersebut untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Digelar di Kantor Kelurahan Ngestiharjo (19/3). Kegiatan tersebut didanai LP3M UMY.
“Kegiatan ini sebagai kepedulian kami pada persoalan yang terjadi di masyarakat. Seperti perceraian, anak putus sekolah, dan gizi buruk,” kata ketua tim penyelenggara program Shanti Wardaningsih, Ph.D.
Tim terdiri dari pakar di bidang masing-masing. Antara lain dari tenaga kesehatan, agama, dan ekonomi.
Shanti mengatakan, melalui Sekolah Ibu Cerdas, pihaknya ingin para ibu mempunyai wawasan tentang ketahanan keluarga. Sehingga bisa mengindentifikasi persoalan di lingkungan maupun keluarga.
Kemudian, mereka bisa menentukan program yang dibutuhkan. Untuk mendukung upaya ketahanan keluarga tersebut. Pihak penyelenggara akan memfasilitasinya.
Kata Shanti, ketahanan keluarga sudah ada undang-undangnya. Diinisiasi untuk membentuk keluarga dengan ketahanan yang baik. Serta menjawab masalah apa yang terjadi di dalamnya.
“Ada empat aspek ketahanan keluarga. Yaitu fisik, ekonomi, psikologis, serta sosiologi-budaya. Keempat aspek ini harus seimbang untuk membangun ketahanan keluarga. Kami memfasilitasi untuk mencapai tujuan ketahanan keluarga tersebut pada warga Desa Ngestiharjo,” ungkap Shanti.
Misalnya ketahanan ekonomi. Seseorang mempunyai kewajiban mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Namun kadang kala untuk memenuhi kebutuhan tersebut mereka harus utang.
Tugas penyelenggara Sekolah Ibu Cerdas yang akan membantu warga atau keluarga melalui pelatihan wirausaha. Atau lewat program-program terkait yang diusulkan warga.
Kepala Desa Ngestiharjo, Fathoni Aribowo, AMK berterima kasih kepada UMY yang membantu meningkatkan ketahanan keluarga desa setempat. “Kami berharap ada program lanjutan. Kami berkomitmen meningkatkan kesadaran ketahanan keluarga,” tutur Fathoni.
Sehingga tingkat perceraian maupun konflik dalam keluarga dapat diturunkan. Membawa perubahan yang sangat besar pengaruhnya. Apalagi angka kasus perceraian di Desa Ngestiharjo cukup tinggi. (*/ita/iwa/fj/mg2)