KULONPROGO – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Provinsi DIJ kembali menggelar Sosialisasi Desa Prima, Senin(18/3). Acara ini digelar di Pantai Glagah, Desa Glagah, Temon, Kulonprogo.
Penggerak Swadaya Masyarakat DP3AP2 DIJ Murti Maharani mengungkapkan, acara kali ini adalah acara lanjutan. Setelah sebelumnya dilakukan pengenalan Desa Prima. Nah, inisiasi Desa Prima ditujukan kepada kelompok perempuan. Bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. ”Kami berdayakan perempuan Desa Glagah. Selain berada di kawasan wisata, juga untuk menciptakan peluang menyambut New Yogyakarta International Airport (NYIA),” ungkap Murti.
Desa Prima merupakan langkah strategis menciptakan perempuan mandiri, ekonomi, kreatif dan kompetitif dalam sektor usaha menengah kecil. Kegiatan ini ditunjukkan untuk masyarakat miskin yang memiliki usaha. Menurutnya, perempuan perlu diberdayakan.
Sebab jumlah penduduk di DIJ sebanyak 55 persen, perempuan. Dengan adanya program tersebut diharapkan perempuan mampu mengelola perekonomian keluarga dan mengembangkan potensi usaha. ”Tadi sudah membentuk kelompok dan kepengurusannya. Ada 25 peserta dalam satu kelompok. Selanjutnya kami akan lakukan empat kali pendampingan pelatihan usaha,” bebernya.
Jika kelompok sudah cukup mandiri dalam keterampilan manajemen usaha, akan diberikan dana bergulir untuk pengembangan usaha sebesar Rp 37 juta melalui dana APBD. Program tersebut ditargetkan tiga tahun selesai.
Tim Lembaga Konsultan UMKM Asrul Tusna Aminudin mengatakan, kepada kelompok perempuan akan dilakukan pendampingan untuk meningkatkan skill usaha sesuai dengan standar pasar. Apakah Desa Prima sebagai lembaga atau Desa Prima sebagai unit usaha.
Pendampingan lain, membenahi manajemen usaha. Cara mengelola usaha, proses produksi, pemasaran, keuangan dan pengembangan kreativitas produk.”Nah, ini akan dilakukan secara bertahap setelah penyusunan struktural terbentuk,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD DIJ Soleh Wibowo mengatakan, wilayah Glagah, Temon, Kulonprogo merupakan desa terdampak NYIA. Oleh sebab itu, menjadi tantangan bagi perempuan mandiri di wilayah tersebut.
Adanya pendampingan Desa Prima diharapkan mampu menjadi ujung tombak menciptakan usaha kreativitas meningkatkan perekonomian masyarakat tersebut. ”Ya, harus ada potensi lokal yang juga harus menyesuaikan cepatnya perkembangan Kulonprogo,” ungkapnya.(cr6/din/mg2)