SLEMAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman mulai melipat surat suara Pemilu 2019. Pelipatan dilakukan 352 orang di GOR Pangukan Rabu(20/3).
Ketua KPU Sleman, Trapsi Haryadi menjelaskan, kondisi surat suara 99 persen baik. Seluruh surat suara dalam kondisi tersegel.
Ditemukan tujuh surat suara tidak sempurna. Ditemukan bercak, kusut, dan kelebihan kertas. “Jumlah tersebut masih bisa ditolelir,” kata dia. Surat suara tidak sempurna itu akan dipisah. Tidak digunakan saat pemungutan suara. “Kegiatan sortir dan lipat ini juga untuk menemukan surat suara rusak,” ujar Trapsi. Surat suara rusak akan dimusnahkan KPU Sleman.
Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Sleman mencapai 774.609 pemilih. Merupakan hasil penambahan dari Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Tahap 2 (DPT HP-2).
Jumlah surat suara yang diterima (DPTHP-2 plus dua persen) sebanyak 3.950.510 lembar. “Kemungkinan bisa bertambah puluhan ribu pemilih lagi,” kata Trapsi.
Di Sleman banyak yang mengajukan formulir A5 atau formulir pindah pemilih. Sehingga kebutuhan surat suara tentu akan mengalami penambahan.
“Kebutuhan surat suara pasti ada pergeseran,” ungkap Trapsi.
Pergeseran tersebut dengan mengambil surat suara dari daerah lain. Sebab, Pusat mengirim surat suara ke daerah berdasarkan DPT. “DPTb itu didapat dari DPT, sehingga nanti diambilkan dari daerah lain. Mekanismenya dari KPU Pusat,” kata Trapsi.
Proses pelipatan surat suara ditargetkan selesai sepuluh hari. Dikerjakan mulai dari pukul 08.00 hingga 16.00. Sebagian besar tenaga pelipat suara adalah mereka yang sebelumnya pernah melakukan kegiatan serupa. “Mereka sudah tahu mekanisme pelipatan surat suara. Sehingga lebih efisien,” kata Trapsi.
Sementara itu, Kapolres Gunungkidul, AKBP Ahmad Fuady mengatakan, pihaknya menetapkan tujuh TPS masuk kategori rawan. “Tujuh lokasi TPS rawan mengacu pada hasil pemetaaan kepolisian,” kata Fuady (20/3).
Pemetaan dijadikan dasar untuk pengamanan. Mulai kampanye terbuka hingga akhir tahapan pemilu. Ketujuh TPS rawan tersebut akan mendapat pengamanan lebih ketat.
“Kami menyiapkan 745 personel. Rencananya Jumat (22/3) digelar apel siaga. Serta simulasi pengamanan pemilu,” ujar Fuady.
Dandim 0730 Gunungkidul, Letkol Infantri Nopi Laksana Armyanto mengatakan, antisipasi gangguan Pemilu 2019 terus dilakukan. Apalagi ada kasus bom bunuh diri di Sibolga, Sumatera Utara. (har/gun/iwa/mg3)